get app
inews
Aa Read Next : FIFA Beri Balasan Setimpal ke Israel, Akibat Media Israel Sebut Indonesia Negara Terbelakang?

Memilih Hidup Sederhana hingga Sewa Rumah per Bulan, Siapa Sosok 3 Jenderal itu?

Rabu, 22 Mei 2024 | 07:03 WIB
header img
Kapolri, Jenderal Hoegeng (foto: dok wikipedia)

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Menjadi seorang pejabat Negara memang lekat dengan gaya hidup mewah, dan harta melimpah. Namun, tidak bagi tiga jenderal berikut ini, yang justru hidup sangat sederhana dan jauh dari kata mewah. Siapa sajakah mereka?

Berikut informasinya, dikutip dari okzone.com pada Selasa (21/5/2024).

1. Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Imam Santoso Bicara jenderal dengan gaya hidup sederhana, Hoegeng Imam Santoso patut masuk dalam daftarnya. Hoegeng lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921 dari pasangan Soekario Kario Hatmodjo dan Oemi Kalsoem.

Melansir Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah (2021) bertajuk ‘Jenderal Hoegeng Imam Santoso: Kapolri Jujur, Disiplin dan Sederhana Sebagai Teladan Generasi Muda’, Hoegeng enggan menggunakan nama lengkapnya dan lebih memilih dipanggil Hoegeng. Sebab nama panjangnya itu ia rasa berat karena idealisnya.

Sejak belia, Hoegeng memang dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan berani. Ia bahkan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Hukum di Batavia (kini Jakarta). Sayangnya, pendidikan Hoegeng tidak selesai karena Jepang masuk ke Tanah Air dan sekolah tersebut ditutup.

Setelahnya, ia kembali ke Pekalongan dan mengikuti kursus polisi. Ia lalu berkiprah di dunia kepolisian dan menduduki beberapa jabatan penting. Contohnya adalah Kapolri (1968-1971), Sekretaris Kabinet (Maret hingga Juli 1966), dan Direktorat Jenderal Imigrasi (1961-1964).

Namun, meskipun dirinya pernah memegang jabatan penting tersebut, Hoegeng tak serta merta hidup dalam kemewahan. Bahkan, dirinya hidup sangat sederhana dan cenderung pas-pasan. Melansir Okezone, Hoegeng enggan dikawal saat bertugas, tidak mau mengambil jatah beras, dan tidak mengizinkan sang istri untuk menjadi ketua Bhayangkari.

Putra Hoegeng, Didit, berujar bahwa keluarganya hidup di sebuah rumah yang disewa per bulan. Selain itu, Hoegeng juga dikenal sebagai polisi jujur yang anti menerima suap. Kepribadiannya itu yang kini menjadi panutan bagi masyarakat Indonesia. Hoegeng meninggal dunia pada 14 Juli 2004 di Jakarta.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut