get app
inews
Aa Read Next : Ancam Perang Saudara! Pemimpin Geng Kriminal Haiti Minta PM Mundur

Bebaskan 4.000 Orang Napi, Geng-Geng Bersenjata Haiti Bobol Penjara Benarkah?

Senin, 04 Maret 2024 | 13:41 WIB
header img
Geng-geng bersenjata Haiti bobol penjara dan bebaskan 4.000 napi (Foto: Reuters)

HAITI, iNewsSidoarjo.id – Geng-geng bersenjata menyerbu penjara utama di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, dan membebaskan banyak narapidana. Seorang jurnalis lokal mengatakan kepada BBC News, sebagian besar dari sekitar 4.000 pria yang ditahan di sana kini telah melarikan diri.

Pemimpin geng Jimmy Chérizier (dijuluki "Barbekyu") mengumumkan serangan terkoordinasi untuk menyingkirkannya.

“Kita semua, kelompok bersenjata di kota-kota provinsi dan kelompok bersenjata di ibu kota, bersatu,” kata mantan petugas polisi, yang diduga berada di balik beberapa pembantaian di Port-au-Prince, dikutip dari okzone.com pada Senin (4/3/2024) melalui BBC.

Di antara mereka yang ditahan adalah anggota geng yang didakwa sehubungan dengan pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada 2021.

Kekerasan di Haiti, negara termiskin di benua Amerika, semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Geng yang bertujuan menggulingkan Perdana Menteri (PM) Ariel Henry menguasai 80% Port-au-Prince. Peningkatan kekerasan terbaru dimulai pada Kamis (29/2/2024), ketika PM melakukan perjalanan ke Nairobi untuk membahas pengiriman pasukan keamanan multinasional pimpinan Kenya ke Haiti.

Kantor berita Reuters melaporkan, pada Minggu (3/3/2024) pintu penjara masih terbuka dan tidak ada tanda-tanda petugas. Tiga narapidana yang mencoba melarikan diri tergeletak tewas di halaman.

Seorang pekerja sukarelawan di penjara mengatakan kepada wartawan Reuters bahwa 99 tahanan, termasuk mantan tentara Kolombia yang dipenjara karena pembunuhan Presiden Moïse, memilih untuk tetap berada di sel mereka karena takut terbunuh dalam baku tembak.

Kekerasan telah merajalela sejak pembunuhan Presiden Moïse. Dia belum diganti dan pemilihan umum belum diadakan sejak 2016.

Berdasarkan kesepakatan politik, pemilihan umum akan diadakan dan Henry yang tidak terpilih akan mengundurkan diri pada 7 Februari lalu namun hal itu tidak terjadi. Pada Januari lalu, PBB mengatakan lebih dari 8.400 orang menjadi korban kekerasan geng di Haiti tahun lalu, termasuk pembunuhan, cedera, dan penculikan. Angka ini melonjak lebih dari dua kali lipat jumlah yang tercatat pada 2022.

Diketahui jika gelombang penembakan menyebabkan empat petugas polisi tewas dan lima lainnya luka-luka. Kedutaan Besar Prancis di Haiti menyarankan agar tidak melakukan perjalanan di dalam dan sekitar ibu kota.

Persatuan polisi Haiti meminta militer untuk membantu memperkuat penjara tersebut, namun kompleks tersebut diserbu pada Sabtu (2/3/2024) malam. iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut