KOTA MALANG, iNews.id - Anak-anak muda memiliki peran penting dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 yang damai dan berintegritas.
Salah satu caranya adalah dengan menyalurkan hak pilih dengan berpikir rasional. Hal ini disampaikan Presiden BEM Universitas Brawijaya (UB) Rafly Rayhan Al Khajri dalam Simposium Demokrasi Kerakyatan bertajuk "Menuju Pemilu Damai dan Berintegritas" digelar di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya, Kamis (21/12/2023).
Simposium ini diselenggarakan oleh Eksekutif Muda Indonesia dengan mengundang BEM di Malang Raya, harapannya bisa meningkatkan partisipasi anak-anak muda dalam politik.
Sekaligus melakukan kontrol atas penyelenggaraan pemilu. Eksekutif Muda Indonesia merupakan komunitas lintas kepemudaan di Jawa Timur turut berupaya meningkatkan partisipasi politik dari kalangan anak muda.
"Untuk menciptakan pemilu yang berintegritas sehingga melahirkan penyelenggaraan pemilu yang damai," tutur Rafly kepada wartawan disela kegiatan simposium.
Eksekutif Muda Indonesia juga berupaya bagaimana mahasiswa yang tinggal di perantauan, bisa dengan muda memberikan hak pilihnya, tanpa harus pulang.
Rafly menjelaskan, pihaknya juga menekankan agar anak-anak muda, atau gen Z menjadi pemilih yang rasional. Dengan melihat gagasan serta pandangan masing-masing kandidat yang sudah ditetapkan sebagai Capres-Cawapres.
"Yang perlu kami tekankan kepada kawan-kawan Eksekutif Muda Indonesia adalah, bagaimana kita semua sebagai anak muda bisa menjadi pemilih yang rasional bisa melihat kandidat kandidat yang ada dari perspektif gagasan yang dibawakan," tuturnya.
Eksekutif Mahasiswa Indonesia Jawa Timur ingin memastikan bagaimana partisipasi anak muda hari ini dapat terakomodir. Terlebih lagi, suara anak muda sangat memberikan andil cukup besar, mengingat jumlah pemilih tetap mencapai 52 persen.
"Kami ingin memastikan bagaimana partisipasi anak muda hari ini, bisa diakomodir, sehingga partisipasi politik tidak turun. Mengingat ada 52 persen pemilih daftar pemilih tetap di isi oleh anak muda," Ujarnya.
Rafly berharap dinamika politik yang terjadi tidak menciptakan perpecahan di masyarakat. Dan anak-anak muda tidak mudah terjebak dalam narasi-narasi yang justru merusak persatuan.
"Kami juga menginginkan segala dinamika politik yang terjadi itu tidak menciptakan polarisasi di masyarakat.Tidak menciptakan perpecahan, Karena bagaimana kita sedang berupaya untuk membangun Indonesia tidak hanya 5 tahun ke depan. Tetapi puluhan tahun bahkan ratusan tahun ke depan," Tegasnya.
"Dan kita menginginkan anak muda harus memulai dari dirinya sendiri untuk tidak terjebak pada narasi narasi destruktif. Tetapi kita coba untuk mengkritisi yang lebih subtansif dari gagasan gagasan para kandidat," pungkasnya.
Simposium Demokrasi Kerakyatan ini, ditandai dengan Penandatanganan deklarasi pemilu damai dan berintegritas oleh masing-masing Presiden Eksekutif Mahasiswa dilakukan disela kegiatan tersebut.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan