JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Setiap 1 Juli diperingati sebagai Hari Bhayangkara. Hari yang istimewa bagi institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Hari Bhayangkara diambil dari terbitnya Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 1946 pada 1 Juli 1946.
Berdasarkan informasi dari Divisi Humas Polri, kata Bhayangkara diambil dari istilah kerajaan Majapahit yang kala itu Patih Gajah Mada menggunakan kata itu sebagai pasukan pengamanan kerajaan.
Dikutip dari okezone.com pada Sabtu (1/7/2023), asal usul yang menjadikan simbol Kepolisian RI adalah Gajah Mada.
Sebagai bentuk penghormatan Polri juga membangun patung Gajah Mada di depan Kantor Mabes Polri dan nama Bhayangkara dijadikan sebagai nama pasukan kepolisian.
Zaman Kolonial Belanda Pada era kolonial Belanda pasukan keamanan diambil dari orang pribumi guna menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda.
Ada beberapa bentuk kepolisian di era tersebut, seperti Veld Politie (Polisi Lapangan), Stands Politia (Polisi Kota), Cultur Politie (Polisi Pertanian), dan Bestuurs Politie (Polisi Pamong Praja).
Namun, orang-orang pribumi yang direkrut sebagai kemanan tidak bisa menjabat posisi tinggi seperti hood agent (bintara), inspekteur van politie, dan juga commisaris van politie.
Mereka hanya diperkenankan sebagai mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi. Pada saat itu, Belanda juga sempat membentuk kepolisian modern pada 1897-1920. Hal inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Polri hingga saat ini.
Pendudukan Jepang Pada masa penjajahan Jepang, mereka membagi kepolisian Indonesia seperti Kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, kemudian Kepolisian Sumatera yang berpusat di Bukittinggi.
Editor : Nanang Ichwan