get app
inews
Aa Read Next : Kondisi Fisik Tak Bugar, Timnas Futsal Putri Indonesia Tetap Tumbangkan Myanmar

Sri Mulyani Berharap Indonesia Bisa Bertahan, Terkait Ancaman Resesi

Selasa, 19 Juli 2022 | 17:33 WIB
header img
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (Foto: dok iNews)

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan ancaman resesi sangat nyata menyusul adanya gejolak perekonomian global akibat kenaikan suku bunga acuan, harga komoditas pangan dan energi, serta ketatnya likuiditas.

Terkait dengan itu, Sri Mulyani berharap Indonesia mampu bertahan menghadapi ancaman resesi. Saat ini, pemerintah telah mewaspadai ancaman resesi dan menyiapkan strategi untuk menghadapinya.

Melangsir sari iNews.id menurut Menkeu, ada beberapa strategi yang disiapkan. Pertama adalah mengatasi masalah-masalah struktural yang ada, khususnya kualitas sumber daya manusia (SDM), daya saing, infrastruktur, dan produktivitas.

"Hanya saja, untuk masalah SDM seperti pendidikan, riset, dan inovasi, serta kesehatan tentu bukanlah hal mudah yang dapat diwujudkan dengan cepat. Untuk menangani hal tersebut, tentunya dibutuhkan konsistensi dalam jangka panjang," ujar Sri Mulyani, dalam Launching of the 2022-2025 IsDB Group’s Member Country Partnership Strategy (MCPS) for Indonesia secara virtual di Jakarta, Selasa(19/7/2022).

Strategi kedua adalah reformasi sistem kesehatan. Hal ini mengingat hantaman pandemi COVID-19 yang membuka mata akan pentingnya aspek reformasi yang perlu dilakukan pada sistem kesehatan.

"Indonesia adalah salah satu negara dari beberapa negara di dunia yang berhasil mengelola pandemi jika dilihat pada semua indikator. Namun, ini tidak berarti kita sudah rampung dengan sistem kesehatan kita," ungkap Sri Mulyani.

Ancaman pandemi yang belum selesai yang juga ditambah dengan ancaman global yang baru, lanjutnya, bukanlah hal yang mudah bagi Indonesia untuk dihadapi. Inflasi yang terjadi di mana-mana akibat kenaikan harga komoditas pangan dan energi, kenaikan inflasi baik di negara maju dan berkembang, serta kenaikan suku bunga dan ketatnya likuiditas menjadi ancaman tambahan yang juga berat.

"Ancaman-ancaman ini sangat berpotensi mengancam perekonomian, belum lagi di negara-negara yang perekonomiannya rapuh dan belum sepenuhnya pulih (dari pandemi)," tutur Sri Mulyani.iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut