Tinjau Posko OMC Juanda, Khofifah Pastikan Mitigasi Cuaca Ekstrem di Jatim Berjalan Optimal

Yoyok Agusta
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi Posko Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Sidoarjo. Minggu, (21/12/2025).

SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung Posko Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang berada di Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Sidoarjo. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka penanganan bencana hidrometeorologi basah di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya tahun 2025.

Khofifah menyampaikan, Posko OMC Juanda menjadi pusat operasi modifikasi cuaca yang didukung penuh oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau sekaligus mengendalikan potensi cuaca ekstrem selama musim hujan. “Dari BMKG, base operation-nya di sini. Kita disupport untuk melihat kondisi cuaca. Operasi ini sudah dimulai sejak 5 Desember, dan BMKG menyampaikan bahwa puncak hujan di bulan Desember ini sekitar 20 persen,” ujar Khofifah saat ditemui di Lanudal Juanda, Minggu (21/12/2025).

Menurut Khofifah, potensi hujan dengan intensitas tinggi masih akan berlanjut hingga awal tahun depan. BMKG memprediksi puncak musim hujan terjadi pada Januari 2025 dengan potensi mencapai 28 persen, sedangkan pada Februari diperkirakan masih berada di angka 22 persen. “Ini artinya kewaspadaan harus kita lakukan bersama semaksimal mungkin. Kita hindari hal-hal yang bisa menimbulkan bahaya,” katanya.

Selain upaya teknis melalui operasi modifikasi cuaca, Khofifah juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mitigasi bencana melalui langkah-langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. “Hal yang sederhana seperti tidak membuang sampah ke sungai, membersihkan got, dan menghindari berteduh di bawah pohon besar saat hujan. Itu semua bagian dari ikhtiar agar mobilitas kita aman,” jelasnya.

Khofifah menegaskan, modifikasi cuaca dilakukan sebagai langkah pencegahan agar hujan lebat tidak turun secara ekstrem dan tidak memicu bencana seperti banjir bandang maupun tanah longsor. “Proses modifikasi cuaca ini bagian dari yang kita inginkan supaya hujan tidak turun lebat secara bersamaan dan tidak terhindarkan. Semua ini adalah upaya mitigasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, penanganan bencana hidrometeorologi di Jawa Timur dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, BPBD, Lanudal Juanda, BMKG, hingga operator penerbangan.

Dalam pelaksanaannya, pesawat OMC dijadwalkan melakukan penyemaian awan di sejumlah titik, baik di wilayah selatan maupun utara Jawa Timur. Seluruh pergerakan awan dipantau secara intensif oleh BMKG. “Untuk seberapa signifikan peningkatannya nanti akan dievaluasi oleh BMKG. Yang jelas, semua pergerakan awan termonitor dan kita terus berikhtiar demi keselamatan masyarakat Jawa Timur,” pungkas Khofifah.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network