Selain pohon setinggi 3 meter, 22 pohon Natal berukuran kecil juga diletakkan di setiap ruang kelas. Para siswa berkreasi menggunakan berbagai limbah lain seperti sendok plastik bekas, gelas plastik, hingga kertas bekas bungkus semen untuk membuat buah Natal dan lingkaran Adven.
Siswa dan guru SD Santo Yusup kerja sama membuat ornamen natal dari barang bekas. Foto: Nanang Ichwan.
Hasil karya para siswa yang dipamerkan di kelas masing-masing, juga terdapat gua natal, yang terbuat dari kertas bungkus semen dan jerami. "Kami itu lebih menekan pada karakter. Dengan kegiatan ini, kami mengajarkan anak-anak untuk tidak buang sampah sembarangan, mengetahui cara bekerjasama, dan terus berkreativitas agar ketika mereka lulus nanti menjadi anak yang mandiri," jelasnya.
Dalam proses pembuatannya diperlukan ketelitian dan kesabaran. Tak hanya itu, saat merangkai potongan botol yang sudah dibentuk sedemikian rupa, juga diperlukan ketepatan ukuran. “Kita mulai mengerjakan sekitar dua minggu. Para siswa dan guru bekerjasama dengan cara saya membuat video tutorialnya dan anak-anak mempraktekannya di kelas masing-masing,” terang Setya Oktavian guru seni di sekolahan tersebut. Hal yang sama juga diungkap Sabas, pengajar SDK Santo Yusup kelas IIB.
menurutnya kesuksesan dalam memamerkan karya kreatifitas para siswa ini, bentuk nyata dari implementasi dari program sekolah. “Keterlibatan siswa, orang tua dan guru merupakan hal penting dalam kemajuan sekolah. Terutama dalam membangun karakter anak,” ungkapnya.
Editor : Aini Arifin
Artikel Terkait
