Sidoarjo – Musim panen berubah menjadi musim kerugian bagi warga pesisir Sedati, Sidoarjo. Banjir rob yang melanda tiga desa sejak lima hari terakhir menyebabkan tambak-tambak terendam air laut, bahkan sebagian sudah seperti lautan.
Warga pun harus pasrah karena banjir rob ini sudah menjadi “langganan tahunan”. Tiga desa yang terdampak cukup parah yakni Desa Banjar Kemuning, Tambak Cemandi, dan Kalanganyar.
Di Dusun Tambak Cemandi, Desa Gisik Kidul, warga sudah terbiasa dengan banjir rob, namun tetap saja situasinya memprihatinkan, terlebih saat panen. "Kalau malam biasanya rob datang di bulan 5, 6, dan 7. Tapi kalau siang, bulan 4, 5, dan 6. Ini sudah biasa, tapi tetap saja mengganggu, apalagi pas musim panen seperti sekarang," kata Santi (48), warga Gisik Kidul, Jumat (30/5/2025).
Puncak banjir rob terjadi pada Rabu dan Kamis malam, dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa atau sekitar 140 cm. Pantauan di lapangan menunjukkan air mulai surut sejak Kamis malam dan turun sekitar setengah meter hingga Jumat pagi.
Namun, warga tetap waspada karena air pasang diprediksi akan kembali naik siang hari. "Air mulai naik sejak lima hari lalu. Tadi pagi sudah surut, tapi siang nanti sekitar jam 12.00 diprediksi naik lagi," ujar Pitino (54), pemilik tambak di Desa Tambak Cemandi.
Pitino mengaku mengalami kerugian besar karena 2.000 hektare tambak warga terendam air laut. “Musim panen jadi gagal total. Tambak sudah seperti lautan. Tanggul jebol dan belum bisa diperbaiki,” keluhnya.
Camat Sedati, Abu Dardak, membenarkan bahwa banjir rob kali ini terjadi akibat pasang laut tinggi yang diperparah dengan jebolnya beberapa tanggul tambak.
Ia menyatakan bahwa Bupati Sidoarjo telah meninjau langsung lokasi terdampak dengan menyusuri garis pantai. "Kami sudah koordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan tanggul jebol. Prioritas saat ini mengurangi dampak rob dan menyelamatkan tambak warga yang masih bisa diselamatkan," terang Abu Dardak.
Ia juga mengimbau warga tetap siaga terhadap potensi air pasang yang sewaktu-waktu bisa datang kembali. “Banjir rob ini terjadi setiap tahun, namun ketinggian air bervariasi. Warga diminta tetap waspada,” pungkasnya. (dik)
Editor : Aini Arifin
Artikel Terkait
