“Ini yang kita khawatirkan, yang membuat kita terkejut setiap melihat update perhitungan suara. Kita ingin pertanyakan hal ini kepada tim Sirekap, siapa yang menginput data ini sehingga terjadi pengurangan angka yang sangat besar. Jangan main-main, ini angkanya turun sampai dua ribuan suara,” terang dia.
“Saya ingin mengajak KPU bersama-sama menjaga kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara negara. Jangan karena produk gagal yang namanya Sirekap ini menurunkan demokrasi di Indonesia, apalagi dijadikan produk hukum penentu suara, ngawur banget,” lanjutnya kecewa.
Karena itulah, ia bersama timnya berencana untuk menyambangi KPU di Sidoarjo untuk menanyakan system input suara yang masuk dari TPS di Surabaya dan Sidoarjo.
Nur Zaini dan timnya juga terus melakukan pengawalan suara Arzeti Bilbina jangan sampai ada yang hilang dan dirugikan.
“Kita kawal terus suaranya (Arzeti Bilbina). Jangan sampai kehilangan apalagi terbagi dengan calon lainnya. Kita sudah punya data dari jumlah suara yang sudah kita terima,” pungkas pria asal Kecamatan Tulangan, Sidoarjo itu.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait