SIDOARJO, iNews.id - Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU saat ini tengah gonjang ganjing. Kondisi tersebut membuat gaduh suasana dalam perhitungan suara para calon legislatif (caleg).
Itulah diantaranya yang dialami Arzeti Bilbina, Caleg Petahana dari PKB di Dapil Jatim I yang meliputi Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Suara yang diperoleh Arzeti malah turun dalam jumlah ribuan hanya dalam waktu hitungan sejam.
“Sudah ngawur Sirekap di Jatim ini ya. Kok bisa angka Mba Arzeti menurun sampai dua ribuan dalam waktu satu jam dengan persentase perhitungan yang justru bertambah. Ini yang mengejutkan Mba Arzeti dan tim kami disini,” ucap Nur Zaini, Ketua Tim Pemenangan Arzeti Bilbina, Senin (19/2/2024).
Zaini menuturkan, pihaknya terkejut dengan perolehan suara yang berubah-ubah dan menurun dalam jumlah ribuan hanya dalam hitungan jam. Ia mencontohkan seperti yang terjadi pada Senin (19/2/2024).
Pada pukul 16.00 WIB, sebut dia, suara Arzeti Bilbina tercatat diangka 29.001 dengan jumlah TPS yang sudah masuk 55,01 persen. Perolehan suara Arzeti Bilbina berada diposisi teratas dari para caleg lain PKB di Dapil Jatim I, unggul dengan selisih 2.000 lebih dari caleg pesaing terdekat yang ada di bawahnya.
“Kok bisa angka Mba Arzeti menurun sampai dua ribuan dalam waktu satu jam dengan persentase perhitungan yang justru bertambah. Ini yang mengejutkan Mba Arzeti dan tim kami disini,” ungkapnya dengan nada heran.
Zaini pun mempertanyakan kinerja Sirekap KPU di Jawa Timur, khususnya Sidoarjo dan Surabaya. Mengapa tidak ada sinkronisasi antara jumlah persentasi suara yang masuk dan malah mengalami pengurangan, bukan penambahan.
“Ini yang kita khawatirkan, yang membuat kita terkejut setiap melihat update perhitungan suara. Kita ingin pertanyakan hal ini kepada tim Sirekap, siapa yang menginput data ini sehingga terjadi pengurangan angka yang sangat besar. Jangan main-main, ini angkanya turun sampai dua ribuan suara,” terang dia.
“Saya ingin mengajak KPU bersama-sama menjaga kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara negara. Jangan karena produk gagal yang namanya Sirekap ini menurunkan demokrasi di Indonesia, apalagi dijadikan produk hukum penentu suara, ngawur banget,” lanjutnya kecewa.
Karena itulah, ia bersama timnya berencana untuk menyambangi KPU di Sidoarjo untuk menanyakan system input suara yang masuk dari TPS di Surabaya dan Sidoarjo.
Nur Zaini dan timnya juga terus melakukan pengawalan suara Arzeti Bilbina jangan sampai ada yang hilang dan dirugikan.
“Kita kawal terus suaranya (Arzeti Bilbina). Jangan sampai kehilangan apalagi terbagi dengan calon lainnya. Kita sudah punya data dari jumlah suara yang sudah kita terima,” pungkas pria asal Kecamatan Tulangan, Sidoarjo itu.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait