Kisah Penaklukan Irak! Pasukan Muslim Dapat Mukjizat di Sungai Tigris

Miftah H. Yusufpati
Sungai yang saat itu sudah penuh kuda tak tampak lagi airnya. Ilustrasi: Ist

JAKARTA iNewsSidoarjo.id - Sungai Tigris adalah sebuah sungai di Mesopotamia yang mengalir dari pegunungan Anatolia di Turki hingga melalui Irak dan bermuara di Teluk Persia, sepanjang sekitar 1.900 km. Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" yang diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (Pustaka Litera AntarNusa, 2000) menyebut kala itu, di Sungai Tigris mengalir dua macam pasukan: Satu pasukan yang sudah remuk segala kekuatannya, tak lagi punya semangat, tak lagi punya kemauan.

Bersama-sama sungai Efrat menjadi ciri khas daerah Mesopotamia. Sungai Tigris disebut-sebut dalam pembebasan Irak di era Khalifah Umar bin Khattab. Ia sudah menyerahkan diri kepada nasib. Satu pasukan lagi semangat idealismenya begitu tinggi dan sudah mencapai kekuatan iman dan percaya diri akan menang, sehingga terbayang olehnya bahwa ia dapat memukul Sungai itu dengan tongkatnya yang akan membukakan jalan menyeberang ke Ruang Sidang Istana Kisra.

Itulah mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Musa sehingga ia dan rombongannya dapat melarikan diri dari Mesir.

"Hal yang sama diberikan kepada pasukan Muslimin. Mereka akan menyeberangi sungai itu, akan menyerbu Mada'in dan menurunkan kedaulatan Kisra-kisra itu, kemudian menaikkan panji kebenaran di atas Ruang Sidang Istana yang agung itu," tulis Haekal, dikutip dari sindonews.com Kamis (14/12/2023).

Ya! Itulah mukjizat pasukan Muslimin yang menyeberangi Sungai Tigris. Mereka berdiri di tepi Sungai itu melihat air yang sedang bergolak. Sebelumnya, panglima perang muslimin, Sa'ad bin Abi Waqqas, sedang memikirkan cara untuk menyeberanginya. Pikirannya belum mernberikan jalan keluar. Ia memerintahkan stafnya membawa orang-orang dusun Persia untuk dimintai keterangan.

Sehingga mereka menyarankan untuk terjun ke Sungai sampai ke dasar wadi. Tetapi dia khawatir arus yang deras akan membahayakan pasukannya. Ia lebih cenderung setiap orang tetap di tempatnya.

"Karena masih ragu, saran orang itu tidak dilaksanakan," tutur Haekal.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network