Meskipun suaminya, Teuku Umar, telah meninggal dunia, Cut Nyak Dhien tidak berhenti dalam perjuangannya melawan penjajah. Ia terus melancarkan serangan gerilya terhadap penjajah.
3. Cut Ngak Meutia
Sementara itu Cut Nyak Meutia adalah seorang pahlawan wanita Aceh kedua yang mendapatkan gelar pahlawan nasional. Pahlawan wanita ini lahir di Keureutoe, Aceh Utara, pada tanggal 15 Februari 1870.
Keberanian dan dedikasinya dalam memperjuangkan kemerdekaan Aceh dan Indonesia membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh perlawanan yang berpengaruh Tahun 1964, ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 107/1964.
Cut Nyak Meutia dikenal karena perannya dalam perjuangan melawan Belanda bersama pasukan Inong Balee, sebutan untuk janda-janda pejuang Aceh.
Ia gugur pada tanggal 24 Oktober 1910 dalam pertempuran melawan Belanda di Alue Kurieng, Aceh Utara, dan dimakamkan di Kawasan Hutan Lindung Gunung Lipeh, Aceh Utara.
Adalah seorang sultan yang paling termasyhur pada masa Kesultanan Aceh. Sultan Iskandar Muda lahir pada tahun 1583 dan di masa pemerintahannya, Kesultanan Aceh Darussalam menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar di dunia.
Sultan Iskandar Muda meninggal pada tahun 1636 dan dimakamkan di kompleks Kandang Mas, Banda Aceh.
Sultan Iskandar Muda akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 14 September 1993 melalui Keputusan Presiden Nomor 077/TK/Tahun 1993.
Pahlawan Nasional terakhir dari Aceh adalah Laksamana Malahayati. Nama asli dari Laksamana Malahayati ialah Keumalahayati. Laksamana wanita pertama di dunia ini dilahirkan di Aceh Besar pada tahun 1550.
Dengan bantuan dari 2.000 pasukan Inong Balee, yang terdiri dari para janda pejuang, ia berhasil membunuh Cornelis de Houtman, salah satu pemimpin Belanda yang terkenal.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait