18.000 Tentara Lawan Tewas, Bukti Kecerdikan Raden Wijaya Hadapi Pasukan Mongol

Avirista Midaada
Raden Wijaya memimpin pasukan Majapahit untuk memukul mundur tentara Mongol.( Wikipedia)

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Tentara Mongol menggelar pesta kemenangan bersama tentara Majapahit setelah mengalahkan Kerajaan Kediri. Di tengah perayaan pesta itu, pasukan Majapahit di bawah komando Raden Wijaya diam-diam melakukan serangan balasan terhadap tentara Mongol.

Mengutip dari iNews.id, serangan kilat ini direncanakan Raden Wijaya bersama para petinggi Majapahit dan rekan seperjuangan. Pasukan Raden Wijaya izin meninggalkan lokasi pesta terlebih dahulu.

Namun itu adalah strategi untuk menyiapkan pasukan yang akan menyerang balik tentara Mongol. Diceritakan dalam buku "Sandyakala di Timur Jawa : 1042 - 1527 M" yang ditulis Prasetya Ramadhan, Raden Wijaya bersama pasukannya kembali ke Tarik yang saat itu dihuni pasukan tentara Mongol.

Raden Wijaya dan pasukannya membunuh 200 orang prajurit Mongol yang mengawalnya ke Majapahit. Penumpasan pertama rombongan Mongol itu dilakukan oleh Sora dan Ronggolawe, dua panglima perang Majapahit yang merupakan paman dan keponakannya.

Rombongan terus bergerak untuk menghabisi pasukan Mongol yang saat itu tengah dilanda pesta mabuk kemenangan.

Raden Wijaya datang membawa pasukan yang lebih besar. Dia menggerakkan pasukannya menuju kamp utama pasukan Mongol dan melancarkan serangan tiba-tiba. Serangan kilat Raden Wijaya berhasil membunuh banyak prajurit Mongol. Sisanya berlarian ke kapal.

Setelah mencapai sebuah candi, tentara Mongol disergap oleh tentara Jawa yang telah menunggu. Pasukan Mongol mundur secara kacau karena angin muson yang dapat membawa mereka pulang akan segera berakhir, sehingga mereka terancam terjebak di Pulau Jawa untuk enam bulan berikutnya.

Setelah semua pasukan naik ke kapal di pesisir, mereka bertarung di laut dengan armada Jawa. Namun armada pasukan Jawa yang dipimpin Rakryan Mantri Arya Ardikara menghancurkan sejumlah kapal Mongol.

Siasat cerdik Raden Wijaya memungkinkannya mengacaukan dan mengurangi sedikit demi sedikit pasukan Mongol. Selama pelarian, tentara Mongol kehilangan semua harta-harta rampasan perang yang ditangkap sebelumnya.

Armada pasukan Jawa berhasil menghalau tentara Mongol berlayar ke Quanzhou selama 68 hari. Akibat serangan itu, pasukan Mongol kehilangan 3.000 prajurit terbaiknya. Total ada 12.000 hingga 18.000 tentara Mongol terbunuh dengan jumlah orang yang ditawan tidak diketahui dan sejumlah kapal hancur.

Sebelum berangkat, mereka menghukum mati Jayakatwang dan anaknya sebagai ungkapan rasa kekesalan dan kekecewaan atas perbuatan penikaman dari belakang oleh Raden Wijaya.

Jayakatwang sebelum dihukum mati di Pelabuhan Ujung Galuh sempat menggubah sebuah karya sastra berjudul Kidung Wukir Polaman. iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network