SURABAYA, iNewsSidoarjo.id-Dunia kedokteran terus berinovasi memberikan layanan kesehatan terbaik untuk manusia. Terbaru, hadir metode stem cell. Di Indonesia, stem cell lebih dikenal dengan nama sel punca. Ini merupakan sel yang memiliki potensi tinggi untuk berkembang menjadi beberapa jenis sel yang berbeda di dalam tubuh.
Stem cell memiliki fungsi dasar yang luar biasa bermanfaat, yakni sebagai sistem perbaikan tubuh dengan mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup yang lebih baik.
Salah satu lembaga kredibel dan profesional terbaik di dunia yang mengembangkan stem cell adalah Global Stem Cell Group yang berbasis di Florida, Amerika Serikat. Membawa tagline One-stop Solutions for Stem Cells Intelligence and Resources, Global Stem Cell telah hadir sejak 2010 silam.
”Kami percaya pengobatan regeneratif dan kualitas produk serta layanan kami mampu membantu pasien sebanyak mungkin. Hingga kini, Global Stem Cell telah beroperasi di 26 negara,” kata CEO Global Stem Cell Group Benito Novas, Senin malam (25/4/2022).
Kemajuan metode stem cell di tempatnya, ujar Benito tidak lepas dari standarisasi medis tinggi yang diterapkan.
”Kami juga memiliki protokol perawatan yang sangat kaku dan terkontrol. Itu tidak bisa ditawar,” tegas dia.
Lebih jauh Benito menuturkan, selama satu dekade beroperasi, sudah ribuan pasien yang mendapatkan manfaat dari metode stem cell. Global Stem Cell Group tidak bekerja dengan sel induk embrionik, melainkan pada perawatan autolog yang berasal dari jaringan adiposa dan sumsum tulang, serta produk yang diproduksi dari jaringan perinatal seperti darah tali pusar yang berasal dari mesenchymal stem cell, dan cairan amnion.
”Metode ini aman dan tidak memiliki efek samping selain sedikit pembengkakan dan memar kecil,” jelas Benito yang hadir langsung ke Surabaya.
Di Indonesia dan Asia Pasifik umumnya, Benito menggandeng dokter Khoe Yanti Kusmiran untuk menghadirkan Global Stem Cell di negeri ini. Alasannya, menurut Benito adalah track record prestasi dokter Yanti yang telah terpercaya dalam bidang kedokteran estetika dan regeneratif selama lebih dari 15 tahun.
Menurut dr Yanti yang membuka praktek di Graha dr Yanti Jalan Ambengan 55 Surabaya itu, dirinya tertarik mendalami stem cell karena merupakan the latest technology untuk kesehatan manusia di dunia kedokteran.
”Manfaatnya sangat besar sebagai preventif, melalui stem cell manusia bisa meregenerasi tubuh sendiri atau autologus,” tegasnya.
Ada harapan besar dalam diri dr Yanti ketika memutuskan menjadi franchiser Global Stem Cell di Indonesia dan Asia Pasifik. Selain memang metodenya yang sangat baik, jiwa nasionalisnya juga terpanggil. Dia ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat wisata kesehatan dunia.
Sehingga nantinya, tidak perlu lagi orang Indonesia berbondong-bondong pergi ke luar negeri hanya untuk berobat. Karena cost berobat ke luar negeri sangatlah tinggi.
Selain biaya pengobatan, biaya lain yakni transportasi dan akomodasi juga terhitung mahal.
”Makanya dengan bangga, saya menghadirkan Global Stem Cell pertama kali di Surabaya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat juga akan segera hadir di beberapa kota lain,” harapnya.
Ke depan, Dirinya juga akan membuat stem cell center for foundation. Sehingga layanan ini nantinya juga bisa dirasakan oleh mereka yang secara ekonomi masih terhitung pas-pasan. Caranya menurut dia adalah dengan subsidi silang atau memasukkan stem cell treatment ke dalam program BPJS milik pemerintah.
”Masyarakat harus diedukasi bahwa metode ini sangat jauh lebih baik karena meregenerasi sel melalui stem cell tubuh sendiri. Saya yakin dengan support beberapa pihak, termasuk Kementerian Kesehatan dan Pariwisata, Indonesia bisa menjadi kiblat Stem Cell di Asia Pasifik,” jelas dr Yanti.
Metode stem cell sangat cocok diaplikasikan pada semua orang sebagai langkah preventif. Bisa untuk antiaging, diabetes, alzheimer, patah tulang, osteoporosis hingga beragam keluhan lain.
Proses perawatan stem cell sendiri bergantung pada kasus dan kondisi pasien. Namun, umumnya bisa diselesaikan dalam satu kali terapi saja.
”Idealnya, untuk pencegahan adalah dengan setahun sekali,” pungkas Yanti.inewssidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan