Kisah Al Fatih, Santri yang Lolos dari Maut Setelah Tiga Hari Terjebak
SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id– Tiga hari terperangkap di bawah timbunan puing-puing bangunan, namun keluar nyaris tanpa cedera. Kisah tentang Al Fatih Cakra Buana (14 tahun).
Santri kelas 3 SMP dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, bukan hanya sekadar berita evakuasi, melainkan sebuah narasi tentang keajaiban dan ketahanan hidup yang luar biasa. Al Fatih adalah satu dari sekian korban yang beruntung, ditemukan selamat pada hari ketiga setelah gedung tiga lantai di Ponpes Al Khoziny Buduran ambruk pada Senin lalu.
Saat ini, ia tengah menjalani pemulihan di RSUD RT Notopuro Sidoarjo, tepatnya di Gedung Graha Delta Husada lantai dua, didampingi penuh oleh keluarganya yang tak henti mengucap syukur. Saat ditemui di ruang perawatan, Al Fatih, meski masih terlihat lemas, menceritakan kembali detik-detik mencekam musibah itu.
Kejadian terjadi saat ia tengah tiduran tiba terdengar suara gemuruh. "Saya lari tiba-tiba gelap, mungkin saya pingan,” ujarnya. Ketika ia siuman, posisinya sudah tertidur miring di antara reruntuhan.
Di tengah kegelapan dan keputusasaan, ia sempat mendengar suara petugas yang datang beberapa waktu kemudian. Momen penyelamatan kecil namun berarti pun terjadi. Ia ingat, ada petugas yang berhasil memberikan minum melalui selang kecil, disertai pesan penyemangat agar ia tetap bertahan.
Daya tahan tubuhnya selama hampir 72 jam di bawah puing tanpa makanan dan air yang cukup, namun ia tetap selamat, sungguh di luar nalar.
Yang paling mengejutkan dari kisah Al Fatih adalah kondisi fisiknya. "Kondisi badan saya baik-baik saja, tak ada luka, hanya lemas dan belum pulih saat ini," kata Al Fatih dengan nada pelan. Fakta bahwa ia selamat tanpa luka berat sedikit pun, sungguh sulit dipercaya.
Bagi Abdul Hanan, ayahanda Al Fatih, keselamatan putranya adalah karunia terbesar. "Ini adalah hadiah dari Allah," ucapnya berulang kali, sambil mata berkaca-kaca penuh haru. Abdul Hanan pun menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh petugas yang tanpa lelah berjuang melakukan evakuasi.
Sebagai wali santri yang anaknya mendapat mukjizat keselamatan, ia berharap wali santri lainnya bisa tetap tegar dan tabah dalam menghadapi musibah yang menimpa. Proses evakuasi di lokasi kejadian sendiri terus berlanjut.
Alat berat sudah mulai dikerahkan untuk menyingkirkan puing-puing bangunan tiga lantai yang ambruk, demi memastikan tak ada lagi korban yang masih terperangkap.
Editor : Aini Arifin