Logo Network
Network

Kelompok 7 Tolak Bayar Gas Rusia Dengan Rubel

Suparjo Ramalan
.
Rabu, 30 Maret 2022 | 07:50 WIB
Kelompok 7 Tolak Bayar Gas Rusia Dengan Rubel
Negara G7 tolak bayar gas Rusia pakai rubel. Foto: Reuters

BERLIN, iNews.id -Kelompok tujuh atau Negara-negara G7 menolak keinginan Presiden Vladimir Putin, membayar gas Rusia dengan mata uang Rubel.

Negara G7 yakni terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Italia, Prancis, dan Jepang. Hal itu diungkapkan Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut tidak bisa diterima.

"Semua menteri (energi) G7 setuju bahwa ini adalah pelanggaran sepihak dari perjanjian yang ada. Pembayaran dalam rubel tidak dapat diterima dan kami meminta perusahaan terkait untuk tidak memnuhi permintaan Putin," kata dia, dikutip dari Aljazeera, Rabu (30/3/2022).

Putin mengumumkan pada pekan lalu, Rusia hanya akan menerima pembayaran dalam rubel untuk pengiriman gas alam ke negara-negara yang tidak bersahabat, yang mencakup semua anggota Uni Eropa.

Para ekonom mengatakan, langkah itu untuk mencoba mendukung rubel, yang telah runtuh terhadap mata uang asing sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dan negara-negara Barat menanggapi dengan sanksi yang luas terhadap Moskow.

Tetapi beberapa analis menyatakan, itu akan berhasil. Terkait mengurangi pasokan gas alam ke pelanggan Eropa jika menolak membayar dalam rubel, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia tentu saja tidak akan memasok gas secara gratis. "Dalam situasi kami, hampir tidak mungkin dan layak untuk terlibat dalam kegiatan amal untuk Eropa," ujar Peskov.

Adapun langkah itu dilakukan Rusia yang tengah berjuang untuk menopang ekonominya dalam menghadapi sanksi yang dijatuhkan oleh Barat atas invasinya ke Ukraina.

Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron pada juga telah menolak permintaan membayar gas dengan rubel.

"(Langkah Rusia) tidak sejalan dengan apa yang telah ditandatangani, dan saya tidak melihat mengapa kami akan menerapkannya," ucap Macron.

Seperti negara-negara Eropa lainnya, Jerman juga akan mengurangi ketergantungannya pada impor energi Rusia setelah perang Ukraina. Jerman harus melepaskan diri dari minyak, gas, dan batu bara Rusia.

"Sagar tidak memperkuat rezim dan karena Moskow telah menyatakan dirinya sebagai pemasok yang tidak dapat diandalkan," kata Habeck.

Jerman pun telah menghentikan pipa gas Nord Stream 2 dengan Rusia sebagai protes atas agresi Putin. Tetapi pemerintah Jerman sejauh ini menolak seruan untuk memberlakukan embargo pada impor energi Rusia, dengan mengatakan bahwa hal itu dapat menjatuhkan ekonomi terbesar Eropa itu. iNewsSidoarjo.id

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Berita iNews Sidoarjo di Google News

Bagikan Artikel Ini