Efisiensi Anggaran, Kerja Tanpa Lampu hingga Potong Gaji Honorer, Ini Faktanya
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/09/589df_honorer.jpg)
JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Efisiensi anggaran untuk memuluskan program prioritas Presiden Prabowo Subianto seperti Makan Bergizi Gratis membuat intansi kelabakan. Diketahui sejumlah instansi melakukan penghematan besar-besaran termasuk dalam penggunaan listrik.
3. Gaji Honorer Dipotong Gaji Ina dan kawan-kawan memang aman, karena dilarang diutak-atik seperti ditegaskan di Instruksi Presiden No. 1/2025 dan Surat Menteri Keuangan No. S-37/MK.02/2025. Namun, Ina bilang gaji untuk sopir, teknisi, dan office boy kantor terancam dipotong sebesar 30-50% karena alokasi dana untuk mereka tidak termasuk "belanja pegawai".
Kemungkinan terburuknya, para pekerja semacam itu bisa dipecat. Program-program kerja juga otomatis terdampak. Salah satu program yang seharusnya akan dikerjakan Ina di 2025 awalnya mendapat alokasi dana Rp150 juta. Kini, ia dipangkas hingga tersisa sekitar Rp20 juta.
"Di instansi lain bahkan lebih parah. Ada satu unit kerja di salah satu kementerian yang anggarannya dipotong dari Rp80 miliar jadi Rp4 miliar," kata Ina.
2. Efisiensi Besar-besaran Instansi Ina melakukan simulasi penghematan mulai Senin, 3 Februari, untuk mencari tahu sebesar apa pemangkasan yang bisa dilakukan di berbagai pos belanja, sebelum menyampaikan rencana efisiensi yang telah disetujui DPR ke Menteri Keuangan Sri Mulyani paling lambat 14 Februari.
Karena itu, Ina dan kawan-kawan mesti bekerja di ruang rapat dengan hanya bermodal cahaya matahari dari jendela, dengan setelan suhu AC tak boleh kurang dari 24 derajat Celsius. Masalahnya, besaran efisiensi instansi Ina yang ditargetkan Sri Mulyani mencapai lebih dari 30% dari total alokasi belanja awal. Sebagai perbandingan, di tahun pertama pandemi Covid-19 pada 2020 silam, pengalihan anggaran yang dilakukan hanya sekitar 6-7%.
Setelah simulasi berjalan beberapa hari, Ina mendapat informasi bahwa kantornya masih harus menghemat beberapa miliar rupiah lagi demi mengejar target efisiensi.
1. Penghematan Listrik Salah satu instansi di Jakarta Pusat mengumpulkan PNS di ruangan-ruangan besar yang biasa dipakai untuk rapat, sementara sebagian lain diarahkan ke area semi-outdoor.
Menurut Ina, yang meminta nama lengkapnya tidak disebutkan, ruang-ruang itu telah diubah dadakan jadi ruang kerja bersama untuk PNS eselon 3 ke bawah, yang diminta bekerja dari rumah dua hari dalam seminggu secara bergantian agar ruang-ruang yang ada muat menampung mereka.
Di ruang rapat, meja-meja berjejer rapi. Tak lupa, colokan dipasang di sana-sini agar memudahkan mereka mengisi daya laptop atau ponsel saat bekerja. AC sentral gedung kantor sengaja dimatikan. Hanya AC split di ruang kerja bersama yang boleh menyala, itu pun dengan setelan suhu tak boleh lebih rendah dari 24 derajat Celsius.
Sebelum mulai bekerja, seluruh PNS dikumpulkan secara daring untuk mendengar arahan pimpinan instansi. Saat itu, kata Ina, pimpinan meminta para pegawai memahami kondisi yang ada dan tetap bekerja maksimal.
"Anggap saja ini salah satu wujud bela negara, wujud nasionalisme, katanya dikutip dari okzone.com melalui BBC, Minggu (9/2/2025).
Tak lama setelah pertemuan daring usai, salah satu atasan Ina datang ke ruang kerja bersama. Melihat lampu ruangan menyala, si atasan bilang: "Dimatiin aja." "Ini kan terang dari cahaya matahari." Benar saja.
Lampu-lampu dimatikan, sehingga Ina mesti bekerja dari pagi hingga sore dengan hanya mengandalkan cahaya matahari dari jendela. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan