get app
inews
Aa Text
Read Next : HUT RI ke-79, Siswa SMA Progresif Bumi Sholawat Unjuk Kreativitas dalam Balutan Budaya Nusantara

Kesenian Tradisional Janturan Tetap Bertahan

Selasa, 15 Maret 2022 | 18:46 WIB
header img
Kesenian tradisional janturan atau kuda lumping (Foto: Ist)

TEGAL, iNews.id – Kesenian tradisional tetap saja menjadi hiburan tersendiri bagi warga di kaki Gunung Slamet, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Atraksi budaya kesenian tradisional janturan atau kuda lumping hingga kini masih bertahan di tengah pandemi Covid- 19.

Atraksi penari janturan bahkan selalu ditunggu penonton saat para penari mulai kerasukan. Kesenian tradisional janturan atau lebih dikenal kuda lumping sangat berkaitan erat dengan hal-hal yang berbau supranatural.

Seperti yang dilakukan sekelompok penari janturan asal Desa Dukutengah, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Tarian itu menggunakan kuda yang terbuat dari anyaman bambu atau kulit sapi dengan dihiasi rambut tiruan yang di gelung atau di kepang. Untuk membuat para penari kesurupan, sang pawang menyiapkan sesaji.

Melangsir dari iNewsTegal.id, Selasa, ( 15/3/2022) Kesenian kuda lumping menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan dan kekuatan magis. Seperti memakan umbi-umbian mentah, batang tebu hingga kekebalan tubuh terhadap sabetan cambuk. 

Saat mulai kesurupan para penari tiba-tiba jatuh dan kaku saat diberdirikan tubuhnya, semakin cepat tempo gamelan para penari pun semakin lincah melakukan atraksi.

"Kesenian kuda lumping ini menjadi hiburan tersendiri bagi kami warga di Desa Dukuytengah yang masih berada di kaki Gunung Slamet," ujar pawang kuda lumping, Sudarso, beberapa hari lalu. 

Menurut Sudarso, sejak merebaknya pandemi Covid-19, nyaris tidak ada pertunjukan seni. Kelompok kesenian janturan hanya mengandalkan saweran dari penonton setiap pementasan. 

"Agar tidak punah, kami melatih sejumlah remaja untuk bisa menjadi penari janturan. Perlu waktu dua bulan untuk melatih para penari," terang Sudarso. 

Meski ditengah pandemi Covid-19, Sudarso mengaku masih bisa bertahan. Mereka kini hanya bisa melakukan pementasan bekerja sama sejumlah obyek wisata yang ramai pengunjung. 

"Sekali pementasan kami dibayar Rp1,5 hingga Rp2 juta," aku Sudarso. inewssidoajro.id

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut