Adapun AS, sponsor dan donor bantuan militer utama Kyiv, telah menyediakan sekitar 1.113 tentara bayaran. Menurut perkiraan Kementerian Pertahanan Rusia, dari jumlah itu, setidaknya 491 tentara telah terbunuh.
Urutan ketiga dalam daftar adalah Georgia, yang telah menyediakan sekitar 1.042 tentara bayaran, setidaknya 561 di antaranya telah terbunuh.
Georgia, menuru kebijakan resminya, mengambil sikap netral terhadap perang Rusia-Ukraina. Negara Kaukasus ini juga berulang kali menolak seruan Kyiv untuk membuka “front kedua” melawan Rusia.
Meski demikian, kelompok nasionalis garis keras di negara itu telah secara aktif berpartisipasi dalam perang di Ukraina. Georgia diikuti oleh Kanada, yang telah menyediakan 1.005 tentara bayaran yang teridentifikasi, setidaknya 491 di antaranya telah tewas.
Kanada memiliki komunitas Ukraina yang besar, sebagian besar berasal dari era pasca-Perang Dunia II, ketika kolaborator Nazi dari Ukraina melarikan diri ke negara tersebut secara massal, menghindari penganiayaan oleh Uni Soviet.
Inggris, Rumania, Kroasia, dan Prancis juga menyumbang sejumlah besar tentara bayaran. Meskipun Paris mendeklarasikan dukungannya terhadap Kyiv, hanya sekitar 356 warga negara Perancis yang memilih untuk memperjuangkannya, dan sekitar 147 di antaranya terbunuh, menurut perkiraan Kementerian Pertahanan Rusia, sebagaimana dilansir Russia Today.
Tentara bayaran Prancis diyakini menderita banyak korban pada pertengahan Januari, ketika tempat berkumpul sementara serdadu asing terkena serangan presisi tinggi Rusia di kota Kharkiv, Ukraina timur.
Hingga serangan itu menewaskan lebih dari 60 orang asing, sebagian besar warga negara Prancis, kata militer Rusia saat itu. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan