get app
inews
Aa Read Next : Kapolda Jatim Sebut Murni Kecelakaan, Ledakan Mako Brimob Rusak Kantor dan Mobil

90.000 Ekor Belut Hidup dari Surabaya Dinyatakan Bebas HPIK Sebelum Dikirim ke China

Rabu, 24 Januari 2024 | 17:32 WIB
header img
Puluhan ribu belut yang akan di eksport ke cina diperiksa petugas Karantina Ikan Surabaya. Rabu (24/1/2024).

SURABAYA, iNews.id - Sebanyak 90.000 ekor belut hidup diperiksa Pejabat Karantina Ikan Satuan Pelayanan, Bandara Juanda, sebelum dilalulintaskan ke China. Pemeriksaan dilakukan secara klinis dan laboratoris untuk mencegah penyebaran Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK).

Indirawati Fairwandari, Ketua Tim Kerja Karantina Ikan, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Jawa Timur, mengatakan bahwa pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui apakah belut-belut tersebut bebas dari HPIK.

"Pengujian laboratorium dilakukan sesuai dengan Kepmen KKP No. 17 Tahun 2021, tentang Penetapan Jenis Penyakit Ikan Karantina, Organisme Penyebab, Golongan dan Media Pembawa," ungkap Indira dalam keterangan resminya, Rabu (24/1/2024).

Pejabat Karantina Ikan, Hendri Gustrifandi, menyampaikan bahwa dari hasil pemeriksaan laboratorium, ribuan belut hidup tersebut bebas HPIK. "Setelah dinyatakan bebas HPIK dari hasil uji laborataorium, maka dapat diterbitkan sertifikat kesehatan ikan," ungkapnya.

Hendri juga menyampaikan bahwa pemeriksaan fisik komoditas belut juga dilakukan, untuk memastikan kesesuaian jumlah dan jenisnya. Kepala BKHIT Jawa Timur, Muhlis Natsir, secara terpisah menyampaikan agar mitra kerja karantina atau eksportir untuk selalu lapor karantina sebelum melalulintaskan komoditas perikanan.

"Kepatuhan masyarakat untuk lapor karantina, menambah nilai jual komoditas ekspor yang dilengkapi dengan sertifikat kesehatan karantina, sekaligus bentuk fasilitasi perdagangan melalui Badan Karantina Indonesia," ungkap Muhlis.

Pemeriksaan belut hidup sebelum dilalulintaskan ke luar negeri merupakan upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran HPIK. HPIK merupakan penyakit yang dapat menyerang ikan dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut