get app
inews
Aa Text
Read Next : Ribuan Warga Meriahkan Mlaku Bareng Milad ke-56 RS Siti Khodijah Sepanjang

Mengenal Situs Candi Dermo yang Terletak di Desa Candinegoro Kecamatan Wonoayu Sidoarjo

Jum'at, 25 Agustus 2023 | 18:50 WIB
header img
Situs Candi Dermo yang terletak di Dusun Santren, Desa Candinegoro, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. (Foto : Amrizal Zulkarnain/iNewsSidoarjo.id).

SIDOARJO, iNews.id - Salah satu peninggalan situs bersejarah yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo yakni Candi Dermo yang berada di Dusun Santren, Desa Candinegoro, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.

Ya, bangunan situs Candi Dermo itu merupakan peninggalan kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Situs itu diperkirakan dibangun pada masa Hindu-Budha.

Menurut informasi yang dihimpun, situs Candi Dermo pernah dilakukan konservasi pada tahun 2015 dan kedua pada Juni tahun 2016.

"Iya mas, pernah dilakukan konservasi beberapa kali dan dilakukan penggalian, pembongkaran untuk mencari dugaan adanya sumuran", tutur Ahmad Ghozali, penjaga situs Candi Dermo ketika dikonfirmasi di lokasi, Jumat (25/8/2023).

Selain itu, konservasi itu juga dilakukan pengamatan untuk mencari bentuk arsitektural atau situs-situs Candi Dermo ini pada zaman dulu.

Perlu diketahui juga, Candi Dermo sudah mengalami pelapukan, pengeroposan, dan bagian pinggir-pinggirnya banyak yang sudah rusak.

Sedangkan pada tahun 2020, konservasi Candi Dermo sudah tahap rampung. Kemudian diresmikan oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

Ahmad Ghozali mengatakan, Candi Dermo sebenarnya bukanlah sebuah Candi, melainkan gapura atau pintu gerbang menuju bangunan suci.

"Namun, untuk bangunan suci hingga kini masih belum diketemukan," cetus Ghozali.

Lebih lanjut pria 20 tahun itu menceritakan, menurut kisahnya, Candi Dermo ini didirikan pada tahun 1353, pada masa kerajaan Majapahit yang dipimpin Adipati Terung.

Disamping itu dari pengakuan Ghozali, setiap hari terdapat sekitar 200 orang yang berkunjung ke situs bersejarah ini.

"Tujuannya rata-rata sebagai tempat edukasi sejarah. Karena pengunjung kebanyakan dari kalangan pelajar mas," jelasnya. Tapi, lanjut dia, banyak juga dari kalangan emak-emak, pemuda-pemudi.

"Rata-rata sebagai tempat berswafoto," ungkap dia.


Kondisi situs Candi Dermo yang sudah alami pemugaran berkali-kali. (Amrizal Zulkarnain/iNewsSidoarjo.id).
 
Di sisi lain, berdasarkan laman Ditjen Kebudayaan RI, Candi Dermo merupakan gapura paduraksa dengan ukuran panjang 9 meter, lebar 7,7 meter, dan tinggi 13,20 meter.

Di kanan dan kiri, gapura pernah dilakukan ekskavasi dan menemukan struktur sayap gapura. 

Sementara struktur lain yang ditemukan di sekitar Candi Dermo tidaklah setinggi ataupun selebar struktur milik Candi Dermo. Ukurannya hanya satu atau dua lapis bata yang terlihat dari permukaan. 

Tak Diketahui Siapa Pembuatnya

Keberadaan situs Candi Dermo dicatat dalam laporan Belanda yang ditulis pada awal abad ke-20.

Meski demikian belum diketahui siapa pendiri Candi Dermo dan kapan bangunan ini didirikan. Para ahli memperkirakan Candi Dermo didirikan pada abad ke-14 atau Kerajaan Majapahit.

Hal tersebut berdasarkan bentuk Candi Dermo yang menyerupai Candi Bajang Ratu, salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit di Mojokerto.

Pada 2015, dilakukan pemugaran tahap I dan dilanjutkan kegiatan pemugaran Tahap II pada Juni 2016. 

Pemugaran dilakukan dengan penggalian untuk mencari dugaan adanya sumuran, pembongkaran, dan pengamatan untuk mencari bentuk arsitektural candi ini pada zaman dulu. 

Namun Candi Dermo sudah mengalami pelapukan, pengeroposan, dan bagian pinggir-pinggirnya banyak yang sudah rusak.

Pemugaran candi selesai pada 2020 dan setelah itu diresmikan oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

Harapan Jadi Sarana Edukasi yang Baik dan Menarik

Beni Budianto menuturkan, memang konon cerita Candi Dermo tersebut merupakan peninggalan kerajaan Majapahit di abad 14.

"Setahu kami hanya sebatas itu saja mas, untuk detailnya penjaga Candi yang kebih tau", ungkap Kepala Dusun Santren, Desa Candinegoro itu.

Bagi Pemerintahan Desa Candinegoro, Beni mengungkapkan tetap akan mendukung bentuk upaya yang dilakukan BPCB, karena tujuannya adalah melindungi semua cagar budaya, seperti Candi Dermo.

"Untuk perawatan candi semua di cover oleh provinsi. Kita berharap Candi Dermo ini menjadi sarana edukasi yang lebih baik dan menarik," pungkasnya.

Editor : Nanang Ichwan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut