Namun, air mata yang dimaksud bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata haru. Sukmawati, putri keempat Soekarno, bercerita mengenai proses pembuatan bendera merah putih oleh ibunya.
Saat itu, Fatmawati merasa gembira karena Indonesia terbebas dari penjajah. Hal itu membuat dirinya begitu bersemangat dalam menjahit bendera merah putih sehingga tak mampu menahan air matanya karena terharu.
Sayangnya, lantaran termakan usia, Sang Saka Merah Putih pun rapuh. Oleh sebab itu, sejak 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah Bendera Pusaka tiruan yang terbuat dari kain sutra.
Bendera Pusaka pertama ini dikibarkan selama 15 tahun sampai tahun 1984. Selanjutnya, pada 1985 yang dikibarkan pada Peringatan Kemerdekaan Indonesia adalah Bendera Pusaka kedua, hingga 2014.
Sementara, Bendera Pusaka ketiga dikibarkan dari 2015 hingga sekarang. Sementara, Sang Saka Merah Putih yang asli kini telah disimpan rapi di dalam Istana Negara.
Bendera buatan ibu negara pertama ini tak boleh lagi dikibarkan serta dilindungi sedemikian rupa agar bukti Proklamasi Indonesia 1945 itu tidak rusak. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan