get app
inews
Aa Read Next : Ribuan Warga Meriahkan Mlaku Bareng Milad ke-56 RS Siti Khodijah Sepanjang

Senjata Rahasia! Alasan Penguasa Mataram Kepincut Putri Bupati Madiun

Minggu, 25 Juni 2023 | 06:11 WIB
header img
Zaman Kerajaan Majapahit.Foto/ilustrasi

MADIUN, iNewsSidoarjo.id – Panembahan Senopati penguasa Mataram memiliki istri bernama Retno Dumilah. Sang penguasa Mataram ini konon kepincut oleh kecantikan sang anak dari Panembahan Madiun.

Dilansir dari sindonews.com, ketertarikan tersebut konon dikisahkan Retno Dumilah memiliki senjata rahasia yang membuat Senopati Mataram itu tergila-gila dengan Retno Dumilah.

Pertemuan dua orang ini berawal ketika pertempuran antara Kerajaan Mataram dengan pasukan bupati di wilayah Madiun raya. Saat itu konon pasukan dari bupati-bupati di Madiun raya yang diistilahkan sebagai Brang Wetan telah berkumpul di Madiun.

Pasukan itu sedianya akan bertarung melawan pasukan Mataram di bawah pimpinan Panembahan Senopati. Pasukan Panembahan Senopati berkemah di Desa Kalidadung, (yang kini tidak ada lagi) dekat Kali Madiun.

Pada titik ini, Senopati menyadari bahwa dia dihadapkan pada force majeure (kekuatan yang tidak bisa ditembus) sehingga kemudian merancang sebuah siasat.

Dikisahkan pada "Antara Lawu dan Wilis : Arkeologi, Sejarah, dan Legenda Madiun Raya Berdasarkan Catatan Lucien Adam Residen Madiun 1934 - 1938", sang penguasa Mataram itu mengirim adisoro atau sebutan dari pelayan perempuan yang cantik ke Panembahan Madiun dengan pesan bahwa dirinya berniat menyerah.

Panembahan Madiun kemudian mengizinkan pasukan besar bupati-bupati Brang Wétan untuk pergi dan membiarkan Senopati pindah ke dalam kota. Namun demikian, Senopati tiba-tiba menyerang dan pasukannya berhasil menembus keraton atau kediaman bupati.

Panembahan Madiun kemudian melarikan diri dan meninggalkan putrinya yang cantik, Retno Dumilah.

Meskipun sang putri memiliki keris sakti yang dapat melindunginya, dia begitu dibutakan oleh Senopati Mataram, sehingga menjatuhkan keris itu, menyerah padanya, dan kemudian menjadi istrinya. Sementara itu, saudara laki-laki sang putri, Mas Lontang yang menikah dengan seorang putri dari Pangeran Surabaya, kemudian menjadi Bupati Japan atau kini berubah menjadi Mojokerto.

Siapa yang ditunjuk Senopati sebagai penguasa di Madiun sesungguhnya tidak diketahui. Namun, penerus Senopati, Mas Jolang atau Panembahan séda Krapyak, menunjuk seorang putra saudaranya, Pangeran Mangkubumi, yaitu Bagus Petak, menjadi Bupati Madiun.

Selanjutnya, kisah tentang Madiun saat berada di bawah kekuasaan Sultan Agung, yang bertahta tahun 1613 - 1646, tidak banyak diketahui.

Namun demikian, tampaknya banyak orang Madiun yang turut masuk dalam pasukan Sultan Agung untuk menyerang wilayah ujung timur atau Blambangan, kini Banyuwangi] (pada 1614, 1617, 1622, 1639), Madura pada tahun 1624, dan bahkan dalam pasukan besar yang mengepung Batavia, tetapi gagal menaklukkannya pada 1628 dan 1629 . iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Berita iNews Sidoarjo di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut