Imam melanjutkan, Lapas I Surabaya menjadi lapas dengan omset paling tinggi dengan Rp323.024.750, Namun, untuk kontribusi terhadap PNBP, Lapas I Malang menjadi yang paling tinggi dengan Rp12.917.459.
“Jadi dari omset yang didapatkan, dibagi lagi untuk biaya modal serta ada premi untuk narapidana sebagai tabungan saat mereka bebas nanti,” terangnya.
Capaian ini diharapkan bisa meyakinkan masyarakat agar tidak ragu untuk membeli produk narapidana. Karena Imam menegaskan secara kualitas, produk karya warga binaan tidak kalah dengan produk di luar lapas.
“Ini adalah bukti bahwa karya-karya narapidana di Jatim sangat berkualitas,” tutur Imam Jauhari bangga.
Disisi lain Teguh Wibowo selaku kepala divisi Pemasyarakatan berharap kegiatan kerja narapidana tidak hanya sebagai pengisi waktu selama berada di lapas/rutan saja. Tetapi juga sebagai modal keterampilan dan mendorong ekonomi kreatif.
“Kami dorong terus narapidana bisa terus mengembangkan kreativitas dan minatnya atas kesenian sehingga walaupun mereka berada di tempat yang terbatas, namun kreativitas mereka tidak terbatas,” tuturnya.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan