get app
inews
Aa Read Next : Miris! 1.921 Calon ASN Mundur Karena Pekerjaan hingga Gaji Tak Sesuai, Benarkah?

Dampak Perang Rusia - Ukraina, Ratusan Tentara Jerman Mundur dari Militer

Jum'at, 06 Januari 2023 | 20:14 WIB
header img
Tentara Rusia sedang bergerak menuju lokasi latihan militer, beberapa waktu lalu (ilustrasi). (Foto: Reuters)

BERLIN, iNewsSidoarjo.id - Perang Rusia melawan Ukraina membawa dampak bagi ratusan tentara Jerman yang memutuskan mundur dari dinas militer. Hal itu diungkapkan oleh Kantor Urusan Keluarga dan Fungsi Masyarakat Sipil Federal Jerman, Jumat (6/1/2023).

Jumlah tentara Jerman yang mengundurkan diri pada 2022 meningkat hampir lima kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut kantor itu, keputusan para tentara untuk berhenti dari dinas militer tersebut sebagian dilatarbelakangi oleh konflik di Ukraina.

“Pada 2021, Kantor Federal untuk Urusan Keluarga dan Fungsi Masyarakat Sipil menerima 201 surat permohonan untuk mundur dari dinas militer. Sementara pada 2022 ada total 951 surat permohonan sejenis yang diajukan,” ungkap seorang juru bicara kantor itu kepada grup media Jerman, RedaktionsNetzwerkDeutschland (RND).

Di Jerman, seseorang dapat mengajukan keberatan untuk mengikuti atau melanjutkan dinas militer didasarkan pada hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama. Hak ini diatur dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik.

Orang yang mengajukan pengunduran diri atau menolak untuk dinas militer ini disebut conscientious objector atau kerap disingkat dengan istilah conchie. Di beberapa negara, penentang dinas militer ditugaskan untuk dinas sipil alternatif sebagai pengganti wajib militer atau dinas militer.

Jubir yang berbicara secara anonim itu juga mengatakan, pascapenghapusan wajib militer di Jerman pada 2011, hanya mereka yang sudah bertugas di Angkatan Bersenjata Jerman dan menolak untuk melanjutkan dinas militer mereka yang dianggap sebagai conchie.

RND, dengan mengutip para conchie, melaporkan,bahwa banyak dari mereka yang memilih berhenti dari militer untuk menghindari potensi keterlibatan dalam konflik Ukraina.

Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, setelah Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) meminta bantuan untuk membela diri dari provokasi pasukan Kiev.

Editor : Nanang Ichwan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut