get app
inews
Aa Read Next : Ribuan Paket Takjil Dibagikan Pemuda Lintas Iman di Krian

BMKG Jelaskan Bahayanya, Fenomena Hujan seperti Air Terjun

Sabtu, 12 November 2022 | 16:12 WIB
header img
BMKG jelaskan bahaya hujan seperti air terjun di Bekasi. (Foto:istimewa)

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Viral fenomena langka hujan seperti air terjun di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Timur, Bekasi, Senin (8/11/2022).

Beberapa ahli cuaca menyebut bahwa itu merupakan fenomena cuaca yang bernama downburst.

Prakirawan BMKG, Efa Septiani menjelaskan downburst merupakan sistem angin kencang secara vertikal ke bawah dan terjadi dalam waktu singkat yang timbul dari sistem awan jenis cumulonimbus dan menyebar ketika sampai di permukaan tanah.

“Downburst memiliki daya rusak yang tinggi karena terjadi dengan kecepatan yang tinggi dalam durasi yang singkat dan biasanya disertai dengan hujan. Sehingga ketika terjadi di wilayah permukiman dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur. Dalam dunia penerbangan fenomena sangat berbahaya terutama saat mendarat dan juga lepas landas,” kata Efa dalam Youtube resmi BMKG, Sabtu (12/11/2022).

Lebih lanjut Efa mengatakan downburst yang terjadi dalam skala kecil atau kurang dari 4 kilometer disebut dengan microburst dan berlangsung selama beberapa menit.

“Sementara jika lebih dari 4 kilometer disebut macroburst,” katanya.

Selain itu, kata Efa, ada juga wet microburst yang terjadi jika tinggi dasar awan rendah dan disertai dengan curah hujan yang lebat.

Sedangkan dry microburst terjadi jika tinggi dasar awan cukup tinggi dan disertai terjadi virga. Masih menurut Efa, microburst terjadi ketika kondisi atmosfer sangat labil dan membentuk awan cumulonimbus atau awan CB yang besar.

Microburst umumnya terjadi saat ketinggian dasar awan cumulonimbus berada diatas lapisan beku atmosfer atau freezing level sehingga membentuk butiran air atau water droplet yang beku dan sangat dingin di dalam awan CB tersebut yang semakin lama memiliki massa yang lebih berat karena mekanisme pengangkatan atau uplit.

“Masa butiran air yang menjadi sangat berat tersebut tidak lagi mampu ditahan oleh gerakan udara ke atas sehingga butir hujan jatuh dengan nilai percepatan yang besar dan mengakibatkan hujan jatuh sangat deras dan disertai angin kencang. Percepatan hujan yang turun ini juga dipengaruhi oleh gerakan aliran massa udara turun atau downburst yang ada di bagian bawah awan CB,” tuturnya.

Efa mengatakan fenomena downburst berbeda dengan angin puting beliung meskipun sama-sama timbul dari awan jenis cumulonimbus dan sama-sama merusak tetapi bentuk fenomenanya berbeda.

“Secara fisik fenomena puting beliung bentuknya memutar seperti spiral atau seperti belalai yang turun dari awan ke permukaan. Sedangkan Downburst bentuknya lebih menyebar dan dirasakan seperti hembusan angin yang kencang yang turun secara vertikal dari dasar awan," katanya.

Seperti halnya puting beliung, fenomena Downburst cukup sulit untuk dideteksi dan diprediksi karena fenomena ini terjadi dalam skala waktu yang singkat dan area yang sempit.iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Berita iNews Sidoarjo di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut