Wabup Subandi berharap keberadaan SMK saat ini relevan dengan zamannya. Sekolah SMK harus tahu apa yang dibutuhkan industri kerja saat ini. Terus membuat inovasi dan terobosan agar kurikulumnya didasarkan pada basis industri sekitarnya.
“Zaman sekarang bukan hanya bicara tentang kompetensi tapi juga bicara tentang networking Sidoarjo, SDM Sidoarjo sangat tinggi dengan bukti indeks pembangunan kita sudah di angka kurang lebih 80%, angka itu termasuk sangat tinggi di Indonesia, tetapi kalo networking tidak di tata akhirnya juga percuma,” harapnya.
Subandi menambahkan, kepala sekolah dan para dewan sekolah harus membuat escape road atau jalur peralihan. Contohnya, dengan membekali anak didiknya dengan skill wirausaha.
Langkah itu akan merubah paradigma SMK bukan hanya mencetak pekerja tetapi juga mencetak enterpreneur yang akan memperkerjakan orang lain.
“Jadi SMK juga harus dirubah paradigmanya bukan hanya mencetak pekerja tetapi juga mencetak enterpreneur yang akan mempekerjakan orang lain,” imbuh Subandi.
Abah Bandi juga meminta SMK juga harus punya data alumni yang sudah memperoleh pekerjaan ataupun belum. Ataupun data peserta didiknya yang berwirausaha.
Data itu dibutuhkan sebagai tolak ukur keberhasilan program penurunan pengangguran.
“Pendataan ini sangat penting dan kami berharap para siswa SMK dan alumni SMK memanfaatkan program Job Matching ini. Karena program ini sebagai jembatan untuk mencari kerja, mengukur kemampuan masuk Dunia Industri dan Dunia kerja (Dudika) bagi siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” pungkasnya.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan