Volume endapan tersebut mencapai lebih dari 16,6 miliar meter kubik. Dengan asumsi yang sangat kecil, yakni hanya 0,0023 persen, paling tidak terdapat lebih dari 383.000 ton LTJ.
Jika asumsi ini ditingkatkan, paling tidak LTJ yang bisa direcovered sekitar 5 persen dari volume awal, maka ada sekitar 833.130.000 ton LTJ yang dapat diolah.
Paling tidak ada 12 oksida logam tanah jarang yang diidentifikasi dari hasil penambangan timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Di Provinsi Bangka Belitung, mineral LTJ merupakan hasil samping dari penambangan timah.
Estimasi potensi LTJ secara hipotetik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah 7 juta ton, berdasarkan hasil penelitian Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Mineral-mineral yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu ilmenit (32,43 persen), zircon (16,65 persen), kasiterit (12,59 persen) dan monasit (11,76 persen).
Monasit (Ce,La,Y,Th)PO3) merupakan senyawa fosfat LTJ yang mengandung 50-70 persen oksida LTJ.
- Monasit, terdapat di Bangka, Belitung, dan Kundur, diperkirakan jumlahnya 180.323 ton.
- Xenotim, terdapat di Bangka, Belitung, dan Kundur, diperkirakan jumlahnya 21.876 ton.
- Zircon, terdapat di Bangka, Belitung, dan Kundur, diperkirakan jumlahnya 1.226.268 ton.
Sedangkan pada Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, endapan LTJ yang ada adalah endapan LTJ laterit dengan volume masing-masing mencapai 1.928.640 ton dan 1.515.056 ton.
Dengan menggunakan rasio estimasi yang sangat kecil terhadap volume yang ada, yakni sekitar 0,0114 persen (Pulau Kalimantan) dan 0,0292 persen (Pulau Sulawesi), maka jumlah minimal LTJ yang dapat diolah sekitar 219 ton dan 443 ton.inewssidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait