SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id – Sentra wisata edukasi berbasis pertanian kini tumbuh subur di Desa Bendotretek, Kecamatan Prambon, Sidoarjo.
Dari tangan seorang guru pondok pesantren, kawasan yang sebelumnya hanya dikenal sebagai desa pertanian biasa itu berubah menjadi destinasi baru bagi pencinta buah segar sekaligus keluarga yang ingin mengenalkan dunia pertanian modern kepada anak-anak.
Adalah Fatchul Izza, guru ekstrakurikuler basket di salah satu ponpes di Mojokerto, yang berhasil menyulap hobinya merawat tanaman menjadi usaha melon premium berkelas.
Mengelola dua greenhouse modern di RT 06/RW 02 Bendotretek, Ia memproduksi melon unggulan dengan tingkat kemanisan tembus 15 brix melalui teknik budidaya terukur dan sistem open farm. “Saya ingin desa ini tumbuh menjadi sentra wisata edukasi petik melon. Apalagi lokasinya dekat Surabaya, peluang menarik wisatawan sangat besar,” ujar Fatchul, Minggu (30/11).
Dengan konsep panen tepat usia tanam 70 hari, kualitas melon buatannya kini diminati banyak warga dari berbagai daerah. Ia bahkan dipercaya mendampingi pengembangan greenhouse di wilayah Prambon.
Tak sekadar menjual buah, Fatchul mengemas panen sebagai pengalaman wisata. Pada panen kedua greenhouse barunya, pengunjung mendapatkan kupon undian berhadiah magicom, kompor LPG, kipas angin hingga perlengkapan dapur.
Konsep ini membuat aktivitas petik melon terasa seperti agenda rekreasi keluarga. Antusiasme masyarakat pun terus meningkat.
Ahmad, warga Kecamatan Tarik, mengaku datang untuk kedua kalinya bersama keluarga. “Anak-anak senang sekali. Mereka bisa belajar mengenali ciri-ciri melon matang langsung dari pohonnya. Varian seperti Sweet Hami The Blues dan Sweet Lavender juga enak,” tuturnya.
Dari Buduran, Tyaz memutuskan berkunjung setelah melihat unggahan di media sosial. Menurutnya, kualitas dan harga menjadi daya tarik utama. “Harganya cuma Rp30 ribu per kilo. Di luar sana sulit dapat harga segitu, apalagi kalau beli di supermarket,” ucapnya.
Sementara itu, Zainul, warga Candinegoro, yang sudah dua kali berkunjung, menilai kualitas buah menjadi alasan kuat untuk kembali. “Melonnya renyah dan manis sekali. Memang sedikit lebih mahal dari melon biasa, tapi sepadan dengan kualitasnya,” katanya.
Keberhasilan Fatchul menghadirkan pertanian modern sekaligus wisata edukasi ini memperkuat potensi Bendotretek menjadi destinasi agrowisata unggulan di Sidoarjo.
Dengan dukungan masyarakat dan tingginya minat pengunjung, peluang desa ini berkembang sebagai pusat budidaya melon premium semakin terbuka lebar.
Editor : Aini Arifin
Artikel Terkait
