Ia terkenal sebagai seorang pujangga yang berinisiatif mengarang cerita-cerita wayang yang disesuaikan dengan ajaran Islam dengan lain perkataan. Dalam cerita wayang itu dimaksudkan sebanyak mungkin unsur-unsur ke-Islam-an, hal ini dilakukan karena pertimbangan bahwa masyarakat di Jawa pada waktu itu masih tebal kepercayaannya terhadap Hinduisme dan Buddhisme, atau tegasnya Syiwa Budha. Dengan kata lain, masyarakat masih memegang teguh tradisi-tradisi atau adat istiadat lama.
Cerita wayang itu antara lain Jimat Kalimasada dan Dewa Ruci serta Petruk Jadi Raja dan Wahyu Widayat, serta sebagai ahli dalam hal pengaturan istana atau kabupaten dengan alun-alun serta pohon beringin dan masjid.
Masyarakat saat itu masih suka kepada pertunjukan wayang, gemar kepada gamelan dan beberapa cabang kesenian lainnya. Oleh karena itu mendorong Sunan Kalijaga sebagai salah seorang mubaligh memeras otak, mengatur siasat, yaitu menempuh jalan mengawinkan adat istiadat lama dengan ajaran-ajaran Islam.
Asimilasi kebudayaan, jalan dan cara mana adalah berdasarkan atas kebijaksanaan para wali sembilan dalam mengembangkan agama Islam. Gamelan untuk dakwah.iNewsSidoarjo.id
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait