Makam KH Anas Al Ayubi. Foto Yoyok/Nanang.
Yang menarik, makam ini menjadi satu-satunya 'bangunan' yang tidak ikut terendam. Di saat banyak bangunan rumah warga di kawasan terdampak berubah menjadi lautan lumpur, makam ulama NU ini berdiri kokoh, dengan dikelilingi taman yang terawat.
Keunikan ini menjadi daya tarik dan simbol ketahanan spiritual yang luar biasa di tengah lokasi bencana. Makam almarhum Kiai Haji Anas Al Ayubi memang terpendam lumpur Lapindo sejak tahun 2006 silam. Namun, makam ini kemudian tetap dilestarikan dan dijadikan wisata religi.
Keputusan pelestarian ini konon berawal dari permintaan khusus Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau Gus Dur usai wilayah Jatirejo terkena luberan lumpur Lapindo. Kawasan makam kini terasa kontras dengan pemandangan sekitarnya. Alih-alih suasana kelam, makam ini menawarkan ketenangan.
Hembusan angin sepoi-sepoi membuat suasana menjadi segar, dengan latar belakang pemandangan Gunung Penanggungan dan Arjuna yang tampak indah di kejauhan. Tak heran banyak dari peziarah yang usai mendoakan almarhum, betah untuk berlama-lama di tempat itu.
Makam di tengah lumpur lapindo ini, menjadi keunikan tersendiri, menjadikannya sebuah tempat religius yang memancarkan aura damai. Setiap hari, makam KH Anas Al Ayubi tidak pernah sepi dari peziarah. Meskipun tidak seramai pada malam Jumat, kunjungan harian tetap mengalir, menunjukkan tingginya penghormatan masyarakat terhadap karisma ulama ini.
Editor : Aini Arifin
Artikel Terkait
