Sementara itu, Bagus Setya Nugraha, mitra kerja Yayasan Kemala Bhayangkari Mabes Polri menegaskan pentingnya seleksi ketat untuk menjamin kualitas makanan.
Menurutnya, proses ini bukan hanya menyangkut kesehatan, tetapi juga higienitas dan standar pengolahan bahan pangan. “Harapan kami makanan yang disajikan layaknya masakan ibu di rumah untuk anak-anaknya yang aman, sehat, dan bergizi. Karena itu, setelah tes dasar, para relawan juga akan mendapat pelatihan penjamah makanan. Koordinator dapur bahkan akan memperoleh sertifikasi,” katanya.
Bagus menambahkan, pihaknya telah menyusun standar baku, mulai dari penerimaan bahan dari supplier, penyimpanan, pencucian, hingga pengolahan makanan. “Bahan baku yang baik pun bisa berbahaya jika disimpan atau diolah secara salah. Disiplin menjadi kunci agar program MBG berjalan lancar dan tidak menimbulkan kasus luar biasa (KLB),” ujarnya.
Program MBG di Nganjuk ditargetkan dapat memberikan manfaat optimal bagi anak-anak penerima bantuan, sekaligus memastikan dapur SPPG berjalan dengan standar keamanan pangan yang tinggi.
Editor : Aini Arifin
Artikel Terkait
