MOJOKERTO, iNewsSidoarjo.id – Di tengah gempuran modernisasi yang kerap mengikis nilai-nilai luhur, sebuah inisiatif luar biasa hadir dari lereng Gunung Arjuno-Welirang. Yayasan Bimasakti Peduli Negeri di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, berhasil membuktikan bahwa kebijaksanaan masa lalu masih sangat relevan untuk membimbing generasi masa kini.
Sebanyak 300 peserta memadati Bimasakti Farm untuk mengikuti sarasehan budaya bertema “Mengungkap Ajaran Luhur Ksatria Dalam Serat Tripama”. Jumat (19/7). Acara ini menarik perhatian budayawan, seniman, hingga komunitas lintas agama dari berbagai penjuru Jawa Timur.
Mengupas tentang serat Tripama, sebuah karya sastra Jawa klasik yang sarat makna, menjadi fokus utama sarasehan ini. Narasumber dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Endah Budiarti, S.S., M.A., Ketua Jurusan Pedalangan ISI Yogyakarta, membedah secara mendalam nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
Ia menjelaskan bagaimana Serat Tripama mengajarkan jiwa ksatria melalui keteladanan tiga tokoh pewayangan, Patih Suwanda, Kumbakarna, dan Karna. "Ketiganya digambarkan sebagai sosok yang berani, jujur, dan setia pada kebenaran, bahkan ketika harus berhadapan dengan keluarga atau penguasa," jelas Endah Budiarti.
"Keteladanan mereka mencerminkan sikap satya (kesetiaan), bela negara, dan pengorbanan nilai-nilai yang dianggap semakin langka dalam kehidupan kontemporer,” imbuhnya.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait
