Untungnya, ada warga yang menolong hingga santriwati tersebut diberimakan dan minta diantar pulang ke rumahnya yang berada di wilayah Surabaya. Sementara, santriwati yang mengalami dugaan tindakan cabul itu melapor ke orang tua hingga melanjutkan ke Polisi.
Ketua RT 20, RW 5 Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran, Budi Setiawan mengatakan, aksi warga memasang spanduk ini dilakukan dengan spontan.
"Ini merupakan bentuk kekesalan warga terhadap pengasuh Ponpes Al-Mahdiy. Sebab, ada laporan salah satu orang tua korban bahwa anaknya pernah menjadi korban pencabulan yang diduga dilakukan oleh pengasuh Ponpes," ucapnya, Jum'at (21/6/2024).
Lebih jauh ia menjelaskan, kejadian dugaan pencabutan itu sudah lama, sekitar 6 bulan yang lalu. Pihak korban juga sudah melaporkan dugaan pencabulan itu ke Polresta Sidoarjo.
"Sudah 6 bulan yang lalu tapi pengasuh Ponpes tak kunjung ada kabar, sehingga warga merasa resah, akhirnya melakukan aksi pasang banner ini," kata Budi.
Terpisah, sejumlah wartawan yang berusaha mengkonfirmasi ke pihak Pengasuh Ponpes Al-Mahdiy masih belum ada tanggapan terkait dugaan kasus tersebut.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait