Tanpa Basa-Basi Bantu Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Ini Sosok Muhammad Ali Taher Raja Media Pale
Pada 16 Oktober 1945, Muhammad Ali Taher sebagai Ketua Panitia Palestina, bergabung dalam Panitia Komite Pembela Indonesia (Lajnatud Difa’i-an Indonesia) bersama sejumlah pemimpin negara Arab yang dipimpin Jenderal Saleh Harb Pasya (mantan Menteri Pertahanan Mesir).
Dalam pertemuan di Gedung Pusat Perhimpunan Pemuda Islam (Jami’ah Syubhan Muslimin), Panitia Komite Pembela Indonesia menyerukan, menyokong perjuangan Bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan menuntut terutama negara-negara Arab dan Islam supaya mengakui Republik Indonesia. (hal. 64, Diplomasi Revolusi di Luar Negeri karya M Zein Hassan Lc Lt). Bahkan setelah Indonesia merdeka, dukungan Muhammad Ali Taher tak pernah surut.
Ketika Delegasi Republik Indonesia pada 9 Juni 1947 atau satu hari sebelum penandatanganan Perjanjian Persahabatan, Hubungan Diplomatik dan Perdagangan Mesir-Indonesia, mengadakan resepsi di Semiramis Hotel, salah satu hotel kelas satu di tepi sungai Nil, dia ikut hadir.
Pada resepsi itu diputar Film Proklamasi yang telah diubah berbahasa Arab, sehingga memberikan pengertian kepada para pemimpin Arab tentang kenyataan hidup di Indonesia, sejak masa perjuangan hingga merdeka. Muhammad Ali Taher mengatakan kepada hadirin sekelilingnya: “Sungguh-sungguh kita telah menyaksikan kelahiran satu bangsa.” (hal 211, Diplomasi Revolusi di Luar Negeri karya M Zein Hassan Lc Lt).
Presiden Republik Indonesia pertama Sukarno, menurut eltaher.org, pada 1965 berencana mengadakan upacara khusus untuk menghormati dan memberi penghargaan kepada Muhamad Ali Taher atas jasanya terhadap gerakan pembebasan nasional melawan kolonial Belanda di Indonesia.
Namun, rencana yang akan digelar di Jakarta itu tak pernah terlaksana karena Presiden Sukarno keburu lengser dari jabatannya. (p. 28, @eltaher.org) iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait