Thomas-Greenfield menyampaikan bahwa perubahan tersebut telah mendapatkan dukungan dari negara-negara Arab.
“Rancangan resolusi ini adalah resolusi yang sangat kuat yang didukung sepenuhnya oleh kelompok Arab, yang memberi mereka apa yang mereka rasa diperlukan untuk mengirim bantuan kemanusiaan di lapangan,” katanya kepada wartawan.
Pemungutan suara mengenai bantuan yang ditunggu-tunggu itu terjadi pada saat yang kritis. Integrated Food Security Phase Classification, (Klasifikasi Tahap Ketahanan Pangan Terpadu, IPC) Kamis mengatakan bahwa permusuhan, “termasuk bombardemen, operasi darat dan pengepungan seluruh populasi” telah menyebabkan kerawanan pangan akut pada “level bencana”, demikian dilansir dari VOA Indonesia.
Organisasi PBB yang fokus pada pemantauan kelaparan global dan pemberian peringatan mengenai krisis pangan telah memberi peringatan bahwa seluruh populasi Gaza, yang melebihi 2 juta orang, berada pada tingkat krisis atau bahkan kelaparan yang lebih parah.
Terdapat potensi terjadinya kelaparan dalam waktu enam bulan mendatang jika situasi saat ini dan pembatasan akses terhadap bantuan terus berlanjut. Menurut IPC (Indeks Kelaparan di Palestina), lebih dari satu dari empat keluarga di Gaza menghadapi kondisi kelaparan yang sangat parah, dan sekitar seperempat dari penduduk Gaza, yaitu sekitar 577 ribu orang, telah kehabisan pasokan makanan mereka dan menghadapi kelaparan pada tingkat bencana.
“Badan Pangan Dunia (WFP) telah memperingatkan bencana yang akan terjadi ini selama berpekan-pekan,” kata Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain mengenai temuan IPC.
“Tragisnya, tanpa akses yang aman dan konsisten yang telah kami serukan, situasinya sangat menyedihkan, dan tak seorang pun yang aman dari kelaparan.” imbuhnya.
Israel menyatakan bahwa mereka sedang bekerja sama untuk memfasilitasi masuknya bantuan ke Gaza. Pada hari Minggu, tanggal 17 Desember 2023, Israel membuka pos perlintasan Kerem Shalom untuk memungkinkan konvoi bantuan melintas.
Pos perlintasan ini terletak dekat dengan tiga batas, yaitu perbatasan Israel, Jalur Gaza, dan Mesir.
Militer Israel mengumumkan bahwa mereka memberikan izin untuk jeda taktis singkat di beberapa wilayah di Gaza Selatan agar warga sipil dapat memperoleh pasokan makanan dan air.iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait