Reuters dan AFP sangat prihatin dengan keselamatan jurnalis di Gaza. Seorang jurnalis Reuters meninggal setelah dihantam rudal Israel saat meliput serangan di Lebanon pada 13 Oktober lalu. Enam jurnalis lainnya terluka dalam kejadian itu.
“Situasi di lapangan sangat buruk, dan keengganan IDF untuk memberi jaminan mengenai keselamatan staf kami mengancam kemampuan mereka untuk menyampaikan berita tentang konflik ini tanpa rasa takut, terluka, atau terbunuh,” bunyi sikap Reuters, dalam pernyataan merespons jawaban militer Israel.
Direktur Pemberitaan Global AFP Phil Chetwynd mengatakan, organisasinya juga menerima surat yang sama. “Kita berada dalam posisi sangat berbahaya dan penting bagi dunia untuk memahami bahwa ada tim besar jurnalis yang bekerja dalam kondisi yang sangat berbahaya,” kata Chetwynd.
Komite Perlindungan Jurnalis mengungkap setidaknya 27 jurnalis terbunuh sejak perang dimulai, sebagian besar di Gaza. Selain itu ada pula jurnalis yang tewas di Israel dan Lebanon selatan. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait