WASHINGTON, iNewsSidoarjo.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membuat pernyataan yang membingungkan bahwa Rusia kalah dalam perang di Irak.
Pernyataan itu disampaikan Biden mengomentari posisi Presiden Vladimir Putin pasca-pemberontakan tentara bayaran Wagner Group.
Begitu akan meninggalkan Gedung Putih dengan helikopter kepresidenan, Rabu lalu (28/06), Biden dibombardir pertanyaan oleh wartawan, termasuk salah satunya dampak dari pemberontakan di Rusia yang gagal.
“Sulit untuk mengatakannya, tapi dia jelas kalah perang di Irak. Dia kalah perang di dalam negeri, dan dia menjadi semacam paria (orang yang terasing atau tak diterima) di seluruh dunia. Bukan hanya NATO, bukan hanya Uni Eropa, tapi Jepang. Anda tahu, 40 negara,” kata Biden, merujuk pada negara-negara sekutu AS yang kini ikut melawan Rusia, seperti dikutip dari iNews.id pada Jum'at (30/06/2023).
Pernyataan tentang Irak itu sempat membingungkan wartawan karena Rusia tak ikut berperang di Irak.
Apalagi setelah rekaman videonya dibagikan oleh seorang kritikus pemerintah dari Partai Republik di media sosial.
Putin Tepati Janji Tak lama jika, Gedung Putih merilis pernyataan mengenai tanda garis di wajah Biden.
Dijelaskan, tanda itu merupakan bekas penggunaan mesin CPAP oleh Biden untuk membantunya bernapas di malam hari.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova angkat bicara mengenai pernyataan Biden tersebut.
“Apakah yang dia maksud benar-benar Irak? Atau mungkinkah yang dia maksud Vietnam?” ungkap Zakharova, berkelakar kepada wartawan.
Pemberontakan Wagner Group yang dipimpin bosnya, Yevgeny Prigozhin, berlangsung selama sekitar 24 jam yakni dari Jumat hingga Sabtu malam pekan lalu.
Setelah mendekati Moskow sekitar 200 km, tentara bayaran yang konvoi menggunakan kendaraan lapis baja untuk menggulingkan kepemimpinan militer Rusia, mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan dan kembali ke barak. Prigozhin kemudian terbang ke Belarusia.
Tentara bayaran Wagner tidak mendapat dukungan dari militer atau masyarakat Rusia untuk memberontak. Presiden Putin juga menyebut pemberontakan itu sebagai menikam dari belakang.
Di saat bersamaan, Rusia tetap melancarkan serangan ke Ukraina, tak terpengaruh dengan pemberontakan tersebut. iNewsSidoarjo
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait