Petani Gogol Gilir di Urangagung Sidoarjo Menjerit Minta Bantuan Presiden Jokowi

Nanang Ichwan
Para petani gogol gilir Kelurahan Urangagung, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo ketika menjerit mebentangkan poster meminta bantuan Presiden Jokowi. (Foto : ist).

SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id - Para petani gogol gilir yang berada di Kelurahan Urangagung, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo menjerit minta bantuan Presiden Jokowi.

Penyebabnya, mereka tidak bisa lagi bertani di sawah gogol yang biasa dia garapnya karena diuruk oleh pengembang perumahan yang diduga dilakukan oleh PT Citra Sekawan Mandiri (CSM).

Padahal, sekitar delapan petani gogol gilir yang biasa mengarap lahan total sebanyak 9 petak sawah itu tidak pernah melakukan pelepasan hak kepada siapapun, termasuk kepada pengembang yang berusaha menguruk objek tersebut.

Para petani gogol gilir itu untuk tetap mempertahankan objek gogol gilir itu akhirnya menggelar aksi dan meminta bantuan kepada Presiden Jokowi, Menko Polhukham Mahfud MD hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Wayahe Tandur Sawahku ...!!! Koen Uruk. Berantas Mafia Tanah, Pak Jokowi, Pak Mahfud Pak Sigit Kami Butuh Keadilan," tulis salah satu spanduk para petani saat melakukan protes pengurukan lahan sawah gogol mereka, Senin (22/5/2023).

Rahmad Hadi salah satu perwakilan petani menjelaskan bahwa sawah gogol gilir itu merupakan satu-satunya mata pencaharian para petani. Sehingga para pengarap sawah ini bersikeras untuk mempertahankan sawah gogol gilir tersebut.

"Karena hanya lahan sawah ini yang menjadi mata pencaharian para petani Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya," Kata Rahmad Hadi.

 

Ia melanjutkan, sebelumnya antara petani dan pihak pengembang sudah pernah melakukan mediasi namun tidak ada titik temu. "Keinginan petani ingin mengelolah sawah garapanya. Sedangkan pengembang bersikeras menguruk lahan garapan petani" ungkapnya.

Upaya protes yang dilakukan para petani gogol gilir itu bukan pertama kalinya. Protes tersebut sudah yang kesekian kalinya.

Bahkan, pada protes sebelumnya dilakukan para petani gogol gilir dengan membentangjan sejumlah poster tersebut yang intinya meminta agar pihak PT CSM mengembalikan lahan tersebut seperti pemula.

Selain itu, tulisan dalam poster aksi saat itu meminta agar Lurah Urangagung bertanggung jawab. "Pak Lurah, Mana Tanggung Jawabmu," bunyi tulisan dalam poster tersebut.

Para petani gogol gilir itu menegaskan tidak pernah mengalihkan lahannya itu kepada siapapun, termasuk kepada pengembang yang berusaha berbagai cara menguruk dan menguasai objek tersebut. Mereka menyadari jika lahan gogol gilir merupakan hak garap saja, bukan hak memiliki objek.

Awal Persoalan Lahan Gogol Gilir Urangagung

Willy Yustiawan, perwakilan petani menceritakan status lahan itu adalah gogol gilir, yang awalnya dimiliki 106 petani. Sekira 2011 pihak PT CSM bergerilya membeli satu persatu lahan dan berhasil membeli lahan milik petani, 83 orang.

“Sekira tahun 2017 PT CSM sudah mulai melakukan pembangunan di lahan yang sudah dibebaskan,” ungkap dia.

Willy melanjutkan, setelah 83 sawah petani gogol berhasil dibebaskan PT CSM, tinggal 23 petani yang belum dibebaskan sawahnya. Kemudian pada November 2022 , PT CSM kembali melakukan negoisasi dengan 23 petani dan berhasil membebaskan lahan milik 15 petani.

“Akhir tahun lalu, sekitar November 2022 dari 23 petani gogol ada 15 petani yang mau digeser (tukar-guling) oleh PT CSM. Berarti tinggal 8 lahan petani yang belum dibebaskan. Dari 8 petani inilah yang menuntut hak PT CSM, karena belum dapat kompensasi apapun, tapi kenapa tiba-tiba lahan sudah diurug,” jelas Willy.

Masih kata Willy, 8 petani memiliki alasan kuat melawan kepada PT CSM, karena mereka punya alas hak berupa letter C dan diperkuat surat pengesahan dari Lurah Urangagung. Dengan kekuatan atas hak tanah itu 8 petani gogol, pada Senin 22 Januari 2023 sempat menghentikan semua kegiatan yang dilakukan PT CSM di lahan tersebut.

“Waktu rame-rame kapan hari Pak Lurah kita bawa ke lokasi lahan, dan Pak Lurah membenarkan kalau 8 petani gogol ini punya obyek lahan sawah yang diurug oleh PT CSM,” tukas Willy kesal.

Lebih jauh Willy mengatakan, di lahan milik petani gogol itu sudah ada 2 petak sawah Tuwowo yang tak jelas keberadaannya.

“Dalam lahan yang diurug PT itu seharusnya ada sawah Tuwowo, tapi sampai hari ini tidak jelas keberadaanya. Kalau misal di beli PT dan siapa yang menerima uangnya juga tidak jelas,” ungkap pria berpenampilan nyentrik itu.

Pemerintah hingga Pengembang Bungkam

Terkait persoalan lahan gogol gilir itu, Kepala Kelurahan Urangagung Anwar saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp sejak Senin (6/3/2023) silam hingga hari ini belum juga merespon. Padahal, pesan konfirmasi itu telah centang biru, telah dibaca.

Sementara Camat Sidoarjo Gundari ketika dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp beberapa waktu lalu hanya menjawab singkat.

"Permasalahan itu tahun 2011 & sudah 3 kali mediasi belum ada titik temu," jawabnya singkat dan meminta konfirmasi ke Lurah terkait kejelasan tersebut.

Kuasa Hukum PT CSM, Hendrie Auhan ketika dikonfirmasi belum merespon.

Meski demikian, berdasarkan informasi yang didapat iNewsSidoarjo.id, persoalan lahan gogol gilir atau tanah negara itu tersebut saat ini tengah ditangani Kejari Sidoarjo.

Korps Adhyaksa Jalan Sultan Agung Sidoarjo tengah mengungkap adanya dugaan korupsi lahan gogol gilir tersebut. Sejumlah pihak juga telah diklarifikasi terkait lahan gogol gilir atau tanah negara yang diduga beralih menjadi SHGB milik PT CSM tersebut.

Editor : Nanang Ichwan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network