SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id - Ekstrakurikuler (ekskul) siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman khusus sinema membuat dua film dalam setahun. Film tersebut dikerjakan para siswa dengan mengambil lokasi di lingkungan sekolah dan beberapa lokasi shooting di luar sekolah.
Dalam satu group ekstrakurikuler ( ekskul) itu terdiri dari 15 pelajar dari kelas sepuluh. Untuk satu film yang mereka kerjakan dibutuhkan waktu dua bulan.
Salah satu siswi kelas X yang mengikuti ekskul sinema yakni Zidna Aisy Syareefah menjelaskan, proses pembuatan film hanya menggunakan kamera DSLR, namun, semua susunan kru pembuatan film semuanya lengkap layaknya produksi film professional.
“Kami menggunakan kamera yang biasa digunakan untuk memotret. Semua kru lengkap saat membuat film, mulai dari producer, sutradara, cameraman, penulis naskah film hingga lightingman,” jelas Zidna kepada iNewsSidoarjo, Selasa (9/5/2023).
Masih menurut Zidna, dirinya memilih ekskul sinema ini karena dirinya hobi menonton film, dan ingin membuat karya film yang memiliki pesan moral positif bagi kalangan anak muda.
“Berawal dari hobi melihat film, akhirnya saya mengambil ekskul ini. Saya juga ingin karya saya dan temen temen memiliki pesan moral yang positif bagi penonton. Tidak saja sebagai tontonan yang menarik, tapi juga bisa dijadikan tuntunan, terlebih lagi bagi kalangan anak muda seusia kami,” terang Zidna.
Dalam memproduksi film, para siswa ini tetap saja mengalami kesulitan mulai dari mencari pemeran, menentukan lokasi shooting hingga proses editing.
Kendati demikian, dua film hasil karya mereka, telah diikutkan beberapa lomba yang di selenggarakan salah satu universitas di sidoarjo. Bahkan, karya mereka menjadi salah satu karya terfavorit.
“Karya kita dengan judul udun udin diikutkan di lomba film pelajar yang digelar di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dan Alhamdulilah karya kami menyabet juara karya film pelajar terfavorit,” ujar Zidna.
Lebih jauh Zidna menuturkan, dirinya berkeinginan hasil karya miliknya akan dikenal tidak saja di internal sekolah, namun, juga karya filmnya dapat di lombakan dalam festival tingkat nasional ataupun festival dunia.
“Cita-cita saya ingin karya film kami, diikutkan dalam festival tingkat dunia, sehingga harapan saya tentang film bisa terlaksana, yakni tidak saja menjadi tontonan namun juga bisa menjadi tuntunan,” pungkas Zidna.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait
