JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Drone mata-mata MQ-9 Reaper Amerika Serikat (AS) jatuh di Laut Hitam pada Selasa (14/3/2023). Insiden tersebut semakin membuat panas hubungan AS dengan Rusia. Pihak Paman Sam melalui Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menuduh Rusia menggunakan jet tempur Su-27 untuk mencegat drone tersebut di wilayah udara internasional hingga jatuh ke Laut Hitam.
Insiden itu menandai pertama kalinya pesawat militer Rusia dan AS kontak fisik langsung sejak invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Drone MQ-9 Reaper sendiri merupakan drone berukuran besar yang dioperasikan dari jarak jauh oleh dua orang, terdiri atas seorang pilot serta satu operator yang mengoperasikan sensor hingga memandu senjata.
Melangsir dari iNews.id Drone yang diproduksi General Atomics Aeronautical Systems ini mempunyai panjang 11 meter dengan bentang sayap lebih dari 22 meter.
AS memberi nomor registrasi drone ini sebagai MQ-9 dengan M berarti multiperan, Q berarti sistem pesawat yang dikemudikan dari jarak jauh, sementara angka 9 mengacu pada serangkaian uji pesawat dari jarak jauh. Angkatan Udara (AU) AS menjelaskan peran utama drone ini adalah untuk mengumpulkan data intelijen.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait