Tak hanya itu, pembagian pestisida bagi Gapoktan sebanyak 3 ribu kg dan bantuan bibit cabe untuk 18 kecamatan di seluruh Kabupaten Sidoarjo. Pemkab Sidoarjo juga membagikan Sembako sebanyak 7.500 paket dalam Bansos penanganan dampak inflasi kali ini.
"Bansos tersebut dianggarkan melalui belanja wajib perlindungan sosial sebesar 2 persen dari Dana Transfer Umum. DTU tersebut terdiri dari DAU (Dana Alokasi Umum) dan DBH (Dana Bagi Hasil)," kata Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor.
Penganggaran tersebut, ucap dia, sesuai petunjuk pemerintah pusat untuk penanganan dampak inflasi. Ia berharap bantuan seperti ini dapat sedikit meringankan biaya hidup masyarakat kecil.
"Ini merupakan petunjuk dari pusat bahwa 2 persen dari Dana Transfer Umum peruntukannya untuk supporting di tingkat bawah dengan pemberian Bansos, kurang lebih Rp. 4,6 milyar," ujarnya.
Muhdlor mengatakan saat ini Indonesia dihadapkan pada kondisi genting karena inflasi dan resesi tengah mengancam. Kondisi itu, lanjut dia, tidak terjadi ditanah air saja namun seluruh belahan dunia mengalaminya.
"Banyak badai yang akan kita lalui, kalau tahun ini ada inflasi, tahun depan ada resesi dan katanya cukup menakutkan, semester pertama diprediksi 38 persen, semester kedua diprediksi 30 persen," pungkas dia.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait