Bansos Rp 4,6 M Bagi Terdampak Kenaikan BBM di Sidoarjo Dibagikan, Ini Daftar Penerimanya

Nanang Ichwan
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor ketika menyerahkan bantuan kepada penerima dampak kenaikan harga BBM. (Foto : ist)

SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id - Anggaran Bantuan Sosial (Bansos) sebesar Rp 4,6 miliar untuk dampak kenaikan harga BBM mulai dibagikan, Senin (10/10/2022).

Data dari Pemda Sidoarjo menyebut, bansos diberikan kepada pelaku transportasi seperti ojek online maupun pengemudi angkutan pedesaan dan pelaku UMKM serta nelayan.

Untuk ojek online, sebanyak 2.244 orang ojol yang menerima Bansos penanganan dampak inflasi kali ini. Mereka memperoleh bantuan sebesar Rp. 450 ribu lewat Top up e wallet.

Besaran uang bantuan tersebut diterima Ojol perbulannya sebesar Rp. 150 ribu selama tiga bulan kedepan. Diterima mulai bulan Oktober sampai Desember 2022.

Kemudian, kepada pengemudi angkutan pedesaan maupun pengemudi Bentor juga sama. Terdapat 61 orang pengemudi angkutan pedesaan dan 862 pengemudi Bentor yang menerima voucher BBM angkutan desa.

Mereka juga menerima bantuan sebesar Rp. 450 ribu. Begitu pula bantuan kepada nelayan Sidoarjo. Terdapat 178 orang nelayan yang juga memperoleh voucher BBM sebesar Rp. 450 ribu.

Sedangkan bantuan bagi pelaku usaha mikro dan penjual online diberikan kepada 930 orang berupa voucher pulsa kuota internet sebesar Rp. 300 ribu.

Selain bantuan tunai, Pemkab Sidoarjo juga memberikan bantuan non tunai, seperti pemberian Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT kepada 2.206 orang.

Tak hanya itu, pembagian pestisida bagi Gapoktan sebanyak 3 ribu kg dan bantuan bibit cabe untuk 18 kecamatan di seluruh Kabupaten Sidoarjo. Pemkab Sidoarjo juga membagikan Sembako sebanyak 7.500 paket dalam Bansos penanganan dampak inflasi kali ini.

"Bansos tersebut dianggarkan melalui belanja wajib perlindungan sosial sebesar 2 persen dari Dana Transfer Umum. DTU tersebut terdiri dari DAU (Dana Alokasi Umum) dan DBH (Dana Bagi Hasil)," kata Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor.

Penganggaran tersebut, ucap dia, sesuai petunjuk pemerintah pusat untuk penanganan dampak inflasi. Ia berharap bantuan seperti ini dapat sedikit meringankan biaya hidup masyarakat kecil.

"Ini merupakan petunjuk dari pusat bahwa 2 persen dari Dana Transfer Umum peruntukannya untuk supporting di tingkat bawah dengan pemberian Bansos, kurang lebih Rp. 4,6 milyar," ujarnya.

Muhdlor mengatakan saat ini Indonesia dihadapkan pada kondisi genting karena inflasi dan resesi tengah mengancam. Kondisi itu, lanjut dia, tidak terjadi ditanah air saja namun seluruh belahan dunia mengalaminya.

"Banyak badai yang akan kita lalui, kalau tahun ini ada inflasi, tahun depan ada resesi dan katanya cukup menakutkan, semester pertama diprediksi 38 persen, semester kedua diprediksi 30 persen," pungkas dia.

Editor : Nanang Ichwan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network