Gus Muhdlor mengatakan mempertahankan kelestarian budaya ditengah gempuran globalisasi dan digitalisasi saat ini menjadi tantangan yang cukup berat. Oleh karenanya dibutuhkan dukungan semua pihak agar budaya Indonesia khususnya Sidoarjo tidak luntur. Nguri-uri atau merawat budaya yang ada harus dilakukan bersama. Dengan begitu budaya yang menjadi jati diri bangsa akan senantiasa terjaga.
"Kalau lokal wisdom yang menjadi bagian dari budaya ini hilang, maka intervensi apapun dari dampak globalisasi dan digitalisasi lebih sulit untuk dirobohkan,"ucapnya.
Gus Muhdlor meminta budaya-budaya Sidoarjo dapat terus digali. Ia berharap akan muncul lagi produk budaya Sidoarjo setelah tari Banjar Kemuning, musik Patrol serta kupang lontong dan udeng Pacul Gowang. Sehingga nantinya akan ada banyak produk budaya Sidoarjo yang dapat dimasukan dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Dirjen Kekayaaan Intelektual Kemenkumham RI.
"Dengan kekayaan budaya yang kita miliki, jati diri Sidoarjo tidak akan mudah diterpa oleh apapun termasuk digitalisasi saat ini,"ucapnya.
Kedepan Gus Muhdlor berencana lebih mengenalkan ikon Sidoarjo lewat pembangunan. Salah satunya melalui model tiang PJU yang berbentuk udang dan bandeng. Dengan sarana seperti itu masyarakat langsung tahu kalau ini Sidoarjo.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait