6. Alosetron Jika kamu menderita sindrom iritasi usus (IBS), mungkin kamu sudah tidak asing dengan alosetron. Alosetron biasanya dipakai untuk mengobati gejala utama IBS berupa diare pada wanita.
Obat diare dewasa ini kerap digunakan untuk pasien IBS parah yang tidak merespon terapi lain. Alosetron bekerja dengan menghalangi aksi serotonin di usus yang menyebabkan sistem usus menjadi terlalu aktif. Dengan begitu, gejala lain seperti kram perut dan diare akibat IBS bisa dikurangi.
7. Antibiotik Beberapa dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk diare yang disebabkan oleh bakteri atau parasit.
“Meski begitu, tidak semua diare akibat infeksi bakteri memerlukan antibiotik. Pemakaian antibiotik asal-asalan dan tidak tepat justru bisa meningkatkan resistensi antibiotik dan menyebabkannya tidak efektif,” tegas dr. There.
Adapun beberapa antibiotik yang masuk dalam deretan pengobatan diare, antara lain:
• Azithromycin
• Levofloxacin
• Ciprofloxacin
• Ofloxacin
• Rifaximin
• Rifamycin Karena diare adalah masalah pencernaan yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, kamu bisa membeli salah satu dari obat diare di atas.
Namun, dr. Theresia menganjurkan agar kamu mengonsumsi obat sesuai anjuran pada kemasan.
Penggunaan obat yang dijual bebas tidak direkomendasikan untuk bayi dan anak-anak, ya!
Apabila gejala diare kamu tidak kunjung reda meski sudah menggunakan obat, konsultasikan langsung melalui fitur tanya dokter online. Yuk, #JagaSehatmu dengan mengonsumsi asupan sehat yang bisa menjaga pencernaan.
Informasi seputar rekomendasi asupan sehat untuk pencernaan bisa disimak dengan download aplikasi KlikDokter. (Penulis: Annisa Hapsari) Referensi: National Cancer Institute. Diakses 2022.
Oral rehydration solution. NHS UK. Diakses 2022. Pepto-Bismol. Family Doctor. Diakses 2022. Anti-diarrheal Medicines: OTC Relief for Diarrhea. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses 2022. Traveler’s Diarrhea.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait