Tim DVI Polda Jatim Berhasil Identifikasi 40 Jenazah Santri Korban Ponpes Ambruk Al-Khoziny
SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id – Upaya tanpa henti tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur akhirnya membuahkan hasil nyata.
Proses identifikasi terhadap korban tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, kini semakin menemui titik terang. Hingga Rabu malam (8/10), sebanyak 40 jenazah santri berhasil dikenali identitasnya.
Kabiddokes Polda Jatim, Kombes Pol M. Khusnan Marzuki, menyampaikan bahwa pada Rabu malam, tim DVI berhasil mengidentifikasi enam jenazah tambahan yang cocok antara data antemortem (AM) dan postmortem (PM). “Tim DVI Polda Jatim telah melaksanakan identifikasi terhadap enam jenazah dan seluruhnya telah cocok dengan data antemortem keluarga,” ujar Kombes Pol Khusnan didampingi Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast.
Ia menjelaskan, proses identifikasi dilakukan dengan sangat cermat menggunakan berbagai metode ilmiah, mulai dari pemeriksaan medis, tes DNA, hingga pencocokan barang pribadi milik korban. "Kami menggunakan pendekatan multidisipliner, memastikan setiap hasil identifikasi memiliki keakuratan tinggi sebelum disampaikan kepada keluarga,” tegasnya.
Adapun enam korban terbaru yang berhasil diidentifikasi pada Rabu (8/10) malam adalah:
Dengan tambahan enam jenazah tersebut, total 40 dari 67 kantong jenazah telah berhasil dikenali.
Kombes Pol Khusnan menegaskan, proses identifikasi masih terus berlanjut. Tim DVI kini fokus melakukan pendalaman data antemortem dari keluarga korban serta pemeriksaan lanjutan di laboratorium forensik. “Kami terus berkoordinasi intens dengan pihak keluarga untuk mempercepat proses penyerahan jenazah kepada yang berhak,” pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan data resmi Basarnas, hingga Selasa (7/10) tercatat 171 korban dalam tragedi robohnya musala tiga lantai Ponpes Al-Khoziny. Dari jumlah tersebut, 104 orang selamat, 67 meninggal dunia, dan tujuh lainnya ditemukan dalam bentuk bagian tubuh (body part).
Operasi pencarian dan evakuasi resmi ditutup oleh Basarnas pada Selasa pagi (7/10), menandai berakhirnya sembilan hari penuh perjuangan tim SAR, TNI-Polri, dan relawan yang bekerja tanpa lelah di lokasi kejadian.
Editor : Aini Arifin