Update Terkini: Identifikasi Korban Musala Ambrok Ponpes Al-Khoziny Terkendala Minimnya Data Primer
SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan tantangan besar dalam proses identifikasi korban reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo. Kendala utama adalah minimnya data identitas primer seperti KTP dan sidik jari, sebab mayoritas korban yang masih dalam pencarian adalah anak-anak.
“Memang identifikasi ini butuh waktu... yang menjadi korban ini adalah putra-putra yang masih kecil, umurnya belum akil baligh lah. Sehingga tentu saja data-data seperti sidik jari, KTP, ini belum ada,” jelas Suharyanto dalam konferensi pers, Sabtu (4/10/2025).
Meskipun menghadapi kendala data, Suharyanto memastikan bahwa tim DVI dan Inafis Polri bekerja maksimal untuk mempercepat proses identifikasi. Ia menegaskan tidak ada kesulitan teknis yang besar, namun proses ini memang membutuhkan waktu dan ketelitian tinggi.
“Saya yakin timnya DVI dan Inafis akan bekerja semaksimal mungkin, akan berusaha semaksimal mungkin agar proses identifikasi ini bisa dikerjakan dengan secepat-cepatnya dengan sejelas-jelasnya,” ujarnya.
Saat ini, proses identifikasi terus berlangsung seiring dengan pengumpulan data antemortem, di mana 57 sampel DNA telah dikirimkan untuk pemeriksaan oleh tim Pusdokkes Polri.
Suharyanto menambahkan bahwa dari sisi personel dan peralatan, penanganan evakuasi berjalan optimal dan 24 jam penuh. Namun, ia kembali mengingatkan bahwa evakuasi reruntuhan berskala besar tidak dapat selesai dalam waktu singkat.
Selain fokus pada evakuasi dan identifikasi, BNPB juga menekankan pentingnya pendampingan psikososial bagi keluarga korban. Komunikasi intensif dengan keluarga atau ahli waris telah dilakukan sejak hari pertama untuk menginformasikan setiap perkembangan di lapangan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta