Harapan dari Reruntuhan, Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Masih Beri Tanda Kehidupan
SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id – Di balik kepedihan musibah robohnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, secercah harapan muncul.
Tim SAR gabungan pada Selasa (30/9) sore masih menerima tanda-tanda kehidupan dari salah satu santri yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan tiga lantai itu.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, menyampaikan kabar menggembirakan tersebut. “Pagi tadi kami sempat berhasil melakukan komunikasi dengan salah satu santri yang terjebak di dalam reruntuhan. Hal ini menjadi harapan besar bahwa beberapa korban masih dalam kondisi hidup,” ungkapnya.
Menurut Nanang, santri yang berhasil diajak berbicara itu segera diberi suplai oksigen, makanan, dan minuman untuk menjaga kondisi tubuhnya hingga proses evakuasi berhasil dilakukan. “Kami optimis masih bisa menyelamatkan korban lainnya. Proses evakuasi terus berjalan,” tegasnya.
Hingga Selasa sore, tercatat 102 santri berhasil dievakuasi dari total sekitar 140 santri yang berada di lokasi saat musibah terjadi, Senin (29/9) sore. Masih ada 38 santri yang diduga tertimbun reruntuhan. Dari 11 santri yang berhasil diselamatkan, satu meninggal dunia saat dilarikan ke RSI Siti Hajar Sidoarjo.
Secara keseluruhan, sudah ada tiga santri yang meninggal dunia. Untuk memperlancar pencarian, area sekitar musala diperluas dan disterilkan dari kerumunan warga. “Petugas sangat sensitif terhadap suara. Karena itu, kami minta masyarakat tidak mendekat atau membuat keributan di sekitar lokasi,” imbau Nanang.
Meski dua alat berat disiagakan di lokasi, penggunaannya masih menunggu instruksi karena risiko bangunan runtuh kembali sangat tinggi. “Risiko bangunan runtuh kembali masih tinggi. Tapi kami tetap berkomitmen melakukan evakuasi seaman dan seterukur mungkin,” jelasnya.
Sementara itu, suasana haru terus menyelimuti posko darurat yang didirikan di asrama putri Kampus 2 Al Khoziny. Ratusan wali santri menunggu dengan cemas kabar anak-anak mereka. Posko tersebut juga dilengkapi dapur umum dan layanan kesehatan untuk keluarga korban maupun relawan.
Penyebab pasti robohnya bangunan yang baru berusia 10 bulan itu kini masih dalam penyelidikan Tim Inafis Polda Jatim.
Editor : Aini Arifin