Pengunjung Perempuan di Lapas Porong Nyaris Selundupkan Ponsel Dalam Selimut Bayi
SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id – Modus baru penyelundupan barang terlarang kembali terbongkar di Lapas Kelas I Surabaya (Lapas Porong), Sidoarjo.
Seorang perempuan paruh baya mencoba menyelundupkan dua unit ponsel yang disembunyikan dalam selimut bayi saat jam kunjungan. Namun, aksi nekat itu berhasil digagalkan oleh petugas yang curiga terhadap gerak-geriknya.
Kepala Bidang Administrasi Keamanan dan Ketertiban (Kabid Adkam) Lapas Kelas I Surabaya, Bambang mengungkapkan, insiden terjadi saat layanan kunjungan untuk keluarga warga binaan dibuka.
Petugas keamanan yang berjaga mencurigai seorang perempuan pengunjung yang datang menggendong bayi. “Awalnya petugas melihat gelagat mencurigakan dari seorang pengunjung perempuan yang hendak masuk ke ruang pemeriksaan khusus perempuan. Saat akan diperiksa, ia justru menolak dan berusaha menghindar dari prosedur standar,” ujar Bambang, Kamis (26/6).
Kecurigaan petugas terbukti. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ditemukan dua unit ponsel yang dibungkus rapi dalam selimut bayi yang digendongnya.
Perempuan itu langsung diamankan untuk proses pemeriksaan mendalam. “Petugas kami langsung mengambil tindakan cepat. Setelah diperiksa, ternyata ada dua unit ponsel tersembunyi dalam selimut bayi yang ia bawa. Ini adalah bentuk pelanggaran serius,” tegas Bambang.
Tak hanya itu, pihak lapas juga segera memanggil narapidana yang diduga menjadi tujuan penyelundupan tersebut untuk dimintai keterangan lebih lanjut. “Kami tidak akan memberi celah bagi segala bentuk pelanggaran dan upaya penyelundupan barang terlarang ke dalam lapas. Ini komitmen kami demi menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang aman dan tertib,” lanjutnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan kewaspadaan, terutama pada jam-jam kunjungan yang rawan dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab. “Setiap celah akan kami tutup. Petugas kami terus kami bekali dengan pelatihan dan kepekaan agar bisa mendeteksi potensi pelanggaran sejak dini,” tandasnya. (dik)
Editor : Aini Arifin