Klub Sepakbola Termiskin di Dunia, Club Legendaris Prancis Pernah Gandeng Zinedine Zidane

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Ada 5 klub sepakbola paling miskin di dunia yang patut Anda ketahui. Dunia si kulit bundar dalam beberapa tahun ini menjadi industri yang cukup menjanjikan, tak heran banyak tim rela mendatangkan pemain bintang demi meningatkan kualitas klub mereka.

Kita bisa melihat Manchester City yang mendapatkan investasi tak berseri dari konglomerat asal Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pada tahun 2008. Usai mendapat investasi dari perusahaan minyak, The Citizens –julukan Man City– mampu membeli pemain-pemain mahal. Hasilnya mereka pun sanggup merengkuh berbagai trofi bergengsi, tak terkecuali gelar Liga Champions. Sayangnya, tak semua klub sepak bola memiliki pondasi baik soal keuangan. Hebatnya, status keuangan itu tak menjadi patokan untuk fans setia.

Jadi, tetap ada klub yang disebut miskin. Masih banyak penggemarnya yang setia mendukung klub-klub berlabel miskin tersebut. Lantas, siapa saja klub sepak bola paling miskin di dunia? Berikut 5 Klub Sepak Bola Paling Miskin di Dunia yang dikutip dari okzone.com melalui berbagai sumber, Jumat (9/5/2025) diantaranya :

1. FC Girondins Bordeaux Siapa sangka di nomor satu pada daftar ini ada klub legendaris asal Prancis, FC Girondins Bordeaux. Klub yang sekarang hanya bernilai 250 ribu Euro atau Rp4,35 miliar itu sempat jadi tempat main pemain-pemain hebat, macam Zinedine Zidane, Yoann Gourcuff, hingga Bixente Lizarazu. Namun sayangnya, Bordeaux harus menelan pil pahit usai dinyatakan bangkrut pada tahun 2022. Kini mantan klub Zinedine Zidane itu mentas di Divisi Keempat Liga Prancis. 2. FC Magdeburg FC Magdeburg merupakan klub sepak bola yang kini mentas di divisi dua Liga Jerman.

Klub yang bermarkas di Avnet-Arena itu pun jadi klub yang terbilang berjaya di era 1960-1980an. Meski begitu, nyatanya FC Magdeburg hanya jadi klub miskin di tanah Jerman. Klub yang berdiri pada 1965 itu hanya memiliki market value 27,75 juta Euro atau Rp482,34 miliar.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan